Sebagai Ketua, Tamam mengaku bahwa kondisi STTM sedang tidak baik-baik saja, "Karena itu, setiap apa yang saya alami selalu melibatkan PCM BPH keluarga pendiri, itu karena saya melihat sistem," terangnya lagi menceritakan kondisi STTM Bojonegoro dihadapan pada dosen, tenaga kependidikan, dan tim task force akreditasi.
"Nah kita ini merangkak menjadi lebih baik, ada target capaian, ada mimpi-mimpi supaya kita ini tidak ngawang, penting cita-cita besar ini," tukasnya.
Pada sesi penutupan, Rektor Umsida Dr Hidayatulloh memberikan untuk mematangkan seluruh kesiapan akreditasi hingga visitasi karena akreditasi ini adalah pengalaman pertama STTM Bojonegoro yang baru berdiri lima tahun ini.
Baca juga:Â Warning! Indonesia Harus Siaga: Ancaman Gempa Megathrust Mengintai
"Kita harus lakukan beberapa kali simulasi untuk kesiapan itu karena bapak ibu belum mempunyai pengalaman untuk menghadapi asesor. Kita praktekkan proses yang sesungguhnya dan harus kita sukseskan," terangnya.
"Saya lihat tim di sini masih muda-muda, sehingga setelah akreditasi ini berhasil, masih ada harapan untuk STTM ini kedepannya untuk tumbuh berkembang menjadi perguruan tinggi yang jauh lebih baik," lanjutnya menyemangati tim STTM.
"Syaratnya tadi akreditasinya harus sukses. Karena itu kami menyampaikan terima kasih kepada mas mas dan mbak-mbak yang telah mencurahkan pikiran tenaga dan waktunya untuk kesuksesan akreditasi ini," tegasnya.
Hidayatulloh menegaskan agar STTM Bojonegoro bisa menjadi perguruan tinggi yang diincar oleh banyak orang. "Karena itu tugas kita nanti setelah mencapai akreditasi baik, harus dilakukan perencanaan by design, dirancang dua tahun kemudian harus mencapai apa," katanya.
Bapak tiga anak itu menekankan untuk tidak berhenti setelah menyelamatkan 2 prodi yang akan diakreditasi ini, tetapi harus ada pencapaian 2 atau 3 tahun lagi jumlah mahasiswanya naik sekian persen.
"Saya yakin 3 tahun lagi di sini dosennya tidak hanya 11 orang, tapi bisa jadi menjadi 11 x 3, karena mahasiswanya bertambah, prodinya beryambah, dosennya juga bertambah," lanjutnya.
beliau lantas menggambarkan kondisi Umsida tahun 1984 yang masih mendompleng di SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Sidoarjo.