Baca juga: FST Umsida Lakukan Work Visit ke UMT, Tindak Lanjut Kerja Sama Internasional
Setelah itu, kedua universitas saling berdiskusi tentang sistem RPL yang kini sudah diterapkan di Umsida.
Bahas sistem RPL dan kurikulumPihak Unira terlihat aktif mengajukan pertanyaan. Yang pertama terkait pelaporan mahasiswa RPL.Â
"Unira telah menerapkan sistem RPL sejak tahun lalu, namun data mahasiswa belum juga sinkron. Jadi sampai saat ini pelaporan mahasiswa kami berbentuk mahasiswa transfer," ucap Ubaidi MKom, Kabag pelaporan dan sistem informasi Unira.
Roni Pambudi SKom, kabid pelaporan Direktorat Akademik (DA) Umsida menanggapi kasus tersebut.
Ia mengatakan bahwa Umsida yang juga mulai membuka sistem RPL sejak semester ganjil 2023 sebanyak 400 mahasiswa, melakukan plotting terlebih dahulu, seperti sertifikat dan jumlah mahasiswa. Data tersebutlah yang nantinya akan tercatat di PDDikti.Â
Untuk kurikulum, khususnya tentang pelaporan penilaian nilai mata kuliah, khususnya terkait model pembelajaran case study dan project based learning. Unira telah merancang dalam sistemnya yang memberikan akses kepada dosen untuk menginput nilai.Â
Namun saat penginputan nilai, terdapat satu pertanyaan terkait bobot mata kuliah yang menerapkan dua model pembelajaran tersebut harus lima puluh persen. Umsida sendiri sampai saat ini menerapkan bobot mata kuliah pembelajaran tersebut secara imbang agar tidak berdampak ke sistem informasi dan dosen.
Menanggapi hal itu, Dr Hana mengatakan bahwa kunci berjalannya pembelajaran yang baru itu adalah universitas sudah menerapkan kurikulum Outcome-Based Education (OBE). Sejak tahun lalu, Umsida telah menerapkan kurikulum OBE.
Diskusi dari pertemuan ini terbilang cukup padat dan kedua pihak saling aktif mendiskusikan dua topik tersebut.
Penulis: Romadhona S.