Dalam rangka memeriahkan  Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-79, Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Hima Pendidikan IPA Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) turut berpartisipasi dalam acara Sawohan Festival atau Sawfest yang digelar di desa Sawohan, kecamatan Buduran, Sidoarjo pada Ahad, (04/08/2024).
Tahun ini, Sawfest mengangkat tema "Indonesia Cultural History" dengan fokus pada pelestarian budaya Nusantara.
"Kami merasa sangat terhormat dan bangga bisa turut andil dalam kegiatan karnaval budaya Sawohan Festival dan jalan sehat di desa Sawohan ini," ungkap Citra Azizah selaku ketua tim PPK Ormawa.
Menurutnya, partisipasi dan antusiasme seluruh warga desa, peserta, dan panitia sangat luar biasa. Kegiatan ini tidak hanya merayakan kemerdekaan, tetapi juga memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan.
Di sini, mahasiswa turut membantu kelancaran kegiatan ini. Mereka berperan aktif dalam berbagai persiapan acara. Misalnya dalam membantu merancang rute yang efisien, mengatur tata letak panggung dan stan, serta mengelola distribusi makanan dan minuman kepada para peserta saat acara.Â
Selain itu, tim juga membantu mengkoordinir jalan sehat dan bertanggung jawab dalam mendokumentasikan seluruh rangkaian acara melalui foto dan video.
Sawfest mencerminkan Indonesia
Acara yang memadukan jalan sehat dan karnaval kostum ini berhasil menyedot perhatian masyarakat. Jika tahun sebelumnya kostum karnaval cenderung nyeleneh, tahun ini peserta dihimbau untuk menampilkan kostum yang lebih bermakna dan mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Hal ini sejalan dengan tujuan penyelenggara untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong dan kecintaan terhadap budaya lokal.
Ketua Karang Taruna desa Sawohan, Feri, mengungkapkan bahwa penggabungan kedua acara ini bertujuan untuk menghemat waktu dan memanfaatkan momentum, sekaligus meningkatkan antusiasme masyarakat. Konsep ini terbukti sukses mengingat Sawfest terakhir kali diadakan pada tahun 2019.
Kompetisi karnaval kostum menjadi daya tarik tersendiri dalam Sawfest tahun ini. Peserta menampilkan berbagai kostum kreatif dan orisinal yang mewakili beragam suku dan budaya di Indonesia. Dewan juri, yang diketuai oleh Mahfuadi, Majelis Pertimbangan Karang Taruna, menilai setiap peserta berdasarkan kreativitas, orisinalitas, dan kerapian barisan.
"Kami sangat bangga dengan antusiasme warga dalam mengikuti karnaval kostum ini. Mereka telah menunjukkan bahwa budaya Indonesia masih sangat hidup dan sangat perlu dilestarikan hingga saat ini" ujarnya.
Melibatkan seluruh warga
Proses persiapan karnaval kostum melibatkan seluruh RT di desa Sawohan. Masing-masing RT berlomba-lomba untuk menampilkan yang terbaik. Seperti yang dilakukan oleh RT 3 yang memilih adat Jawa sebagai tema kostum mereka.
"Acara ini tak hanya mempererat hubungan antar warga dan menjaga silaturahmi. Kami sendiri bersatu padu untuk membuat kostum yang indah dan mewakili budaya Jawa", ujar Nadia, salah satu peserta dari RT 3.
Kegiatan ini semakin  meriah dengan adanya bazar makanan yang sangat banyak, sehingga para peserta yang mengikuti tidak merasa kelaparan dan sangat mudah mendapatkan makanan khas yang beragam, seperti lontong pecel dan masih banyak lainnya.
Sawfest tidak hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga memiliki misi yang lebih besar, yaitu melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya Indonesia. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, diharapkan acara ini dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih menghargai warisan budaya bangsa.
Penulis: Oktavia Kusumawardani
Penyunting: Romadhona S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H