Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tak Ada Lagi Jurusan di SMA, Ini Kata Pakar Umsida

29 Juli 2024   15:30 Diperbarui: 30 Juli 2024   07:36 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: sahabat.pegadaian.co.id 

Baru-baru ini, ramai menjadi perbincangan para warga tentang dihapusnya jurusan yang ada di SMA. Tak ada lagi sudah jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.

Rencananya kebijakan ini akan mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2024-2025. Penghapusan jurusan di pendidikan tingkat menengah atas ini merupakan salah satu bagian dari pengimplementasian secara serentak kurikulum merdeka di jenjang SMA sederajat. 

Baca juga: 8 Standar Pendidikan Ramah Anak, Yuk Simak Agar Anak Belajar dengan Nyaman

Menanggapi hal tersebut, dosen ahli pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr Septi Budi Sartika MPd mengatakan bahwa sejak tahun 2024, hampir seluruh sekolah di Indonesia sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka. Kurikulum ini sudah diwacanakan akan menjadi kurikulum nasional. 

Jurusan SMA tak sinkron dengan kurikulum

"Terkait dengan penghapusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA ini jika disinkronkan dengan kurikulum merdeka, saya rasa match ya. Karena yang namanya merdeka belajar adalah siswa akan belajar sesuai dengan bakat dan minatnya," ujar Dr Septi.

Menurutnya, kalau misalkan seorang siswa yang ingin mendalami bidang olahraga, maka siswa tersebut harus fokus di pembelajaran olahraga, sehingga nantinya ia hanya melanjutkan ilmu yang telah didapat ke jenjang perkuliahan.

Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Umsida itu melanjutkan, "Di sini kuncinya adalah siswa belajar sesuai dengan minat dan bakatnya. Jadi hal itu match dengan kurikulum merdeka,".

Tak ada privilege bagi jurusan tertentu

Ilustrasi: sahabat.pegadaian.co.id 
Ilustrasi: sahabat.pegadaian.co.id 

Mengutip dari Detik.com, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, penghapusan jurusan di SMA ini juga bertujuan untuk menaikkan salah satu jurusan yang dianggap memiliki privilege, yaitu jurusan IPA.

Senada dengan pernyataan tersebut, Dr Septi mengatakan bahwa memang penjurusan di SMA terlihat seperti kasta dalam pendidikan. Misalnya ada kelompok siswa dari jurusan IPA yang biasanya dilabeli sebagai kelompok paling pintar dan prestisius.

"Hal itu membuat perspektif orang menganggap bahwa hampir semua  anak yang masuk di jurusan IPA dibilang keren dan bagus. Tapi sekali lagi, hal itu tidak sinkron dengan tujuan kurikulum merdeka itu sendiri," terang dosen Pendidikan IPA itu.

Sedangkan siswa IPS, imbuhnya, mungkin mendapatkan pelabelan yang kurang dibanding IPA. Akibatnya, banyak yang berlomba-lomba masuk jurusan  IPA agar terlihat keren, padahal esensi dari kurikulum merdeka bukanlah itu.

"Kalau dia tidak mampu belajar di bidang IPA, ya jangan masuk IPA, siswa berhak memiliki jurusan yang sesuai dengan peminatannya. Jadi benar jika kebijakan ini diberlakukan untuk mencegah diskriminasi," ujarnya.

Kebijakan yang berdampak baik

Menurut Dr Septi, baca kelanjutannya di https://umsida.ac.id/sma-tak-ada-lagi-jurusan-ini-kata-dosen-umsida/ 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun