"Hal itu membuat perspektif orang menganggap bahwa hampir semua  anak yang masuk di jurusan IPA dibilang keren dan bagus. Tapi sekali lagi, hal itu tidak sinkron dengan tujuan kurikulum merdeka itu sendiri," terang dosen Pendidikan IPA itu.
Sedangkan siswa IPS, imbuhnya, mungkin mendapatkan pelabelan yang kurang dibanding IPA. Akibatnya, banyak yang berlomba-lomba masuk jurusan  IPA agar terlihat keren, padahal esensi dari kurikulum merdeka bukanlah itu.
"Kalau dia tidak mampu belajar di bidang IPA, ya jangan masuk IPA, siswa berhak memiliki jurusan yang sesuai dengan peminatannya. Jadi benar jika kebijakan ini diberlakukan untuk mencegah diskriminasi," ujarnya.
Kebijakan yang berdampak baik
Menurut Dr Septi, baca kelanjutannya di https://umsida.ac.id/sma-tak-ada-lagi-jurusan-ini-kata-dosen-umsida/Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H