Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mahasiswa Umsida Ubah Limbah Cangkang Kelapa Sawit Jadi Bahan Bakar

17 Juli 2024   13:21 Diperbarui: 17 Juli 2024   13:25 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa program studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menjadi juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang digelar oleh Perhimpunan Mahasiswa Mesin Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Umsu). 

Potensi cangkang kelapa sawit

Mereka membuat KTI berjudul "Pemanfaatan Energi Biomassa Limbah Cangkang Kelapa Sawit Menjadi Briket Sebagai Bahan Bakar Alternatif". Topik tersebut dipilih karena mereka menyadari potensi limbah kelapa sawit, tepatnya cangkang sawit yang banyak terbuang setelah dimanfaatkan sebagai bahan pangan. 

Awalnya, para mahasiswa ini menelisik potensi yang sekiranya banyak ditemui di daerah Sumatra (karena lomba juga dilaksanakan di Sumatra). Akhirnya tercetuslah inovasi ini yang berhasil menarik atensi para juri.

Lihat juga: 4 Mahasiswa Umsida Jadi di Kompetisi Robot Nasional untuk Ketiga Kalinya

"Kan di Indonesia banyak ditemui perkebunan kelapa sawit, dan juga banyak industri di bidang sawit juga. Nah mereka membiarkan cangkangnya hingga menggunung tanpa dimanfaatkan dengan baik. Makanya kami berinisiatif untuk membuat briket arang dari cangkang kelapa sawit," ujar Krisna Dwi Oktavian selaku ketua tim.

Banyaknya limbah cangkang tersebut, sambungnya, bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif seperti pengganti LPG untuk memasak. Dan jika diproduksi secara massal, briket tersebut bisa menjadi pengganti bahan bakar berbahan fosil, pada PLTU misalnya.

Proses pembuatan

Dok pribadi
Dok pribadi

Krisna menjelaskan bahwa proses pembuatan briket ini gampang-gampang susah. Pertama-tama, cangkang kelapa sawit dikeringkan terlebih dahulu. 

"Setelah kering, kita lakukan pembakaran untuk membantu proses pengarangan. Jika sudah menjadi arang, kita tumbuk hingga arangnya menjadi serbuk,' ujarnya.

Serbuk tersebut, imbuh mahasiswa semester empat tersebut, nantinya akan dicampurkan dengan bahan perekat yang berasal dari tepung tapioka (kanji) yang kemudian dicetak/ di-press hingga membentuk briket dan di-oven untuk mempercepat proses pembekuan.

Namun secara keseluruhan, pembuatan briket ini memakan waktu sekitar lima hari dengan proses pengeringan manual menggunakan panas matahari (saat musim kemarau).

Dalam membuat briket ini, Krisna dan timnya mulai melakukan percobaan sejak dua bulan sebelum lomba. Dalam suatu percobaan, mereka pernah gagal saat pengolahan briket karena proses pembakaran yang kurang sempurna akibat cangkang yang masih mengandung minyak.

"Step paling sulit dalam pengolahan cangkang ini adalah saat pembakaran. Karena kita belum membuat drum pembakarannya, jadi kita hanya menggunakan drum kecil untuk menyiapkan produk ini. Hal itu membuat pembakaran cangkang tidak merata dan kurang kering," ucap Krisna.

Namun, Krisna berharap dengan inovasinya ini bisa dikembangkan dan dimanfaatkan dalam skala yang lebih luas. Selain itu, briket cangkang kelapa sawit ini juga cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif agar manusia tidak bergantung pada energi fosil terus-menerus.

Sejalan dengan hal tersebut, M Feri Setiawan selaku presenter kelompok yang mempresentasikan karya di depan juri secara offline, mendapatkan respon positif dengan beberapa evaluasi.

Dok pribadi
Dok pribadi

"Saya dipercaya mewakili tim untuk melakukan presentasi di Umsu. Dari presentasi itu, ada beberapa hal yang perlu dievaluasi. Seperti proses pengepresan dari arang menjadi bentuk briket dan proses pengeringan," ucapnya.

Dari evaluasi tersebut, Feri, sapaannya, akan melanjutkan inovasi ini menjadi lebih baik dan memberi manfaat secara luas. 

Lihat juga: 2 Mahasiswa Teknik Mesin Umsida Juara 1 Kompetisi Tingkat Nasional

Berhubung kelapa sawit bukanlah komoditas utama di Jawa Timur dan mereka mencari topik yang relevan dengan tempat lomba, dosen pembimbing tim ini yaitu Dr Prantasi Harmi Tjahjanti SSi MT yang membawakan sampel tersebut untuk diolah.

"Saya mendapatkan informasi dari mahasiswa saya yang menemukan banyaknya limbah cangkang kelapa sawit. Lalu saya bawa ke mahasiswa untuk diolah. Intinya, bagaimana mahasiswa berkreasi dan berinovasi, jadi tak hanya kuliah saja. Saya lebih senang mahasiswa seperti itu," ujarnya.

Ia berharap kedepannya mahasiswa bisa mengembangkan inovasi ini sebagai Refuse Derived Fuel (RDF) dan juga khusus Boiler Fluidized Bed Combustion (FBC).

Penulis: Romadhona S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun