Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Empat Srategi Dakwah Islam Berkemajuan

13 Juli 2024   13:01 Diperbarui: 13 Juli 2024   13:02 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sebenarnya, semua agama memiliki beban yang sama, yaitu beban dakwah. setiap muslim dan muslimat memiliki kewajiban untuk melakukannya, termasuk Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)", itulah yang terlontar oleh  Dr Muhammad Sulthon Amien MM saat kegiatan Baitul Arqom Pimpinan Umsida (10-11/07/2024).

Lihat juga: Tasawuf Muhammadiyah: Sufi Berkemajuan

Ia menyampaikan materi tentang pengelolaan AUM sebagai bentuk dakwah di tengah gelombang informasi dan ideologi. 

"Kita yang sekarang sebagai seorang akademisi, harus menyesuaikan dengan cara mengajar masa kini. Bagaimana kondisi spiritualitas dan moralitas civitas akademika Umsida saat ini?" tanyanya kepada pada peserta.

Muhammadiyah memiliki beban moral sebagai organisasi yang berkemajuan dan moderat. Terlebih lagi spirit dakwah berkemajuan itu digagas oleh tokoh internal Umsida sendiri yaitu Prof Syafiq Al Mughni. Oleh karena itu, spirit tersebut harus terus ditingkatkan oleh seluruh elemen yang ada di Umsida. 

Kedangkalan makna beragama 

"Dosen Umsida tak hanya mengajar para mahasiswanya saja, tapi juga beribadah untuk mensyiarkan ajaran Islam dan kemuhammadiyahan. Oleh karena itu, jika ingin menjadi bagian dari dakwah Muhammadiyah, maka harus mengetahui tantangan masa kini," ujar BPH UM Surabaya tersebut.

Dr Sulthon menganggap kondisi saat ini menunjukkan beberapa analogi, seperti muslim tanpa masjid dan menjadikan media sosial sebagai tempat belajar agama. Lalu ada pula kedangkalan makna beragama yang diperlihatkan melalui kuatnya formalisme atau gampang mengkafirkan. 

Hal tersebut didukung dengan maraknya tagline "Agama no spiritualitas yes". Saat ini banyak yang bisa menjadi ustad hingga memudarnya otoritas dakwah, ditambah keberlimpahan informasi hingga terjadi kesulitan membedakan ajaran yang benar dan menyesatkan.

Jika AI dikuasai orang yang tidak memiliki moralitas, mereka bisa menjerumuskan ke hal yang sesat. Oleh karena itu Muhammadiyah dituntut untuk mengisi khasanah digital mengikuti teknologi.

Lihat juga: Di Acara Konsolidasi Pimpinan, Prof Mu'ti Bahas Relasi Buya Hamka, Bung Karno, dan Muhammadiyah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun