Dr Hana melanjutkan, "Di era digital seperti ini, tempat dan waktu bukan lagi menjadi halangan, apalagi mahasiswa Umsida juga menyebar di berbagai daerah. Oleh karena itu, pembelajarn yang lebih ke arah tatap muka, mohon dengan sangat nanti mulai muncul inovasi baru dengan memanfaatkan digitalisasi, apapun bentuknya,".
Menuju internasionalisasi Umsida
Dengan begitu, lanjutnya, Umsida bisa mengembangkan sayap ke arah internasional sebagai konsekuensi tercapainya akreditasi institusi yang unggul. Setelah terakreditasi unggul sebagai bentuk rekognisi nasional, maka selanjutnya yaitu internasionalisasi. Salah satunya dengan digitalisasi dalam proses pembelajaran yang mampu menekan jarak dan waktu, serta memberi akses pembelajar yang lebih terbuka untuk seluruh mahasiswa secara nasional, bahkan internasional.Â
"Oleh karena itu, mohon dengan sangat agar kegiatan FGD benar-benar bisa dilakukan sesuai dengan proposal yang telah dituliskan. Dan hasilnya benar-benar bisa termanfaatkan dan terjamin keberlanjutannya," ujar dosen prodi Teknik Industri itu.
Hal itu bukan berarti program akan berhenti pada pelaporan ketika sudah sampai di Dikti, tapi setelah pelaporan pun, hal ini tetap dilaksanakan dan ditularkan. Dr Hana berpesan jika tahun ini hanya satu atau dua mata kuliah yang menerapkan sistem pembelajaran tersebut, maka tahun depan setidaknya ada lima mata kuliah yang turut mengimplementasikan.Â
Baca juga:Â Dosen Umsida Ungkap Pengolahan Tambang Harus oleh Ahli
"Saat ini kita mencoba untuk memantaskan diri dengan membuat pekerjaan yang berkualitas. Bukan sekedar selesai saja, tapi benar-benar diserap ilmunya," pungkasnya saat sambutan yang sekaligus membuka kegiatan FGD.
Penulis: Romadhona S.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI