Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Soroti Pergaulan Remaja, Umsida Gelar Dialog Akademisi

3 Juli 2024   15:28 Diperbarui: 3 Juli 2024   15:29 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia melanjutkan, "Harapan kami, adik-adik yang bergabung dalam acara ini mampu menyebarkan edukasi kepada khalayak yang lebih luas melalui berbagai sarana, terlebih di media sosial karena itu bagian dari ikhtiar kita untuk menerjemahkan tagline kita "Dari Sini Pencerahan Bersemi",".

Dari sini juga, katanya, bisa menjadi kesempatan untuk menampilkan diri sebagai bagian dari umat terbaik. Seperti Rasulullah yang mengatakan "Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang memberi manfaat bagi orang lain". Jika manusia mendapat kebaikan, maka sebarkan kebaikan tersebut kepada orang lain, entah itu pengetahuan, keterampilan, dan lainnya.

"Di Umsida, tak hanya sekedar mengembangkan pengetahuan saja, tapi ada tiga kemampuan dasar sekaligus. Yaitu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dijadikan pedoman untuk menjalankan pergaulan pada zaman sekarang," tutupnya.

BKKBN seimbangkan penduduk 

Dok Humas Umsida
Dok Humas Umsida

Setelah sambutan dari BKKBN yang menjelaskan tentang pentingnya keseimbangan pertumbuhan penduduk.

"Bumi yang kita tempati ini memiliki keterbatasan populasi, baik dari manusia maupun alamnya. Menurut ahli geografi, kuota bumi normalnya 4-5 miliar, dan saat ini bumi berpenduduk hampir 8 miliar. dengan fakta ini, mari kita bersama-sama membuat bumi menjadi keadaan normal mulai dari lingkup keluarga," kata Dra Maria Ernawati MM.

Stunting menjadi fokus utama dalam mengatasi persoalan tersebut. Pemerintah telah menargetkan provinsi Jawa Timur bisa menekan angka stunting 17,7 % pada tahun 2023 menjadi 14% di tahun ini. Ia berharap semua pihak bisa mengambil peran walau dari yang tingkat terkecil. 

Kasus stunting menurutnya, paling banyak terjadi akibat pola asuh orang tua. Misalnya, orang tua yang meninggalkan anaknya dengan alasan kerja kepada pengasuh. Tapi pengasuh tersebut belum memiliki wawasan yang cukup. Selanjutnya, anak stunting juga bisa terjadi karena sang ibu yang belum cukup matang untuk melahirkan, misalnya akibat dari pernikahan dini, yang juga menjadi persoalan di Indonesia.

Walau pemerintah telah menetapkan batas usia menikah minimal kepada para anak muda, masih ada masyarakat yang masih menormalisasikan pernikahan dini, sehingga pemerintah membuat dispensasi pernikahan anak di bawah 19 tahun.

Baca juga: Perlindungan Perempuan Korban Pelecehan Seksual Belum Maksimal, Kata Riset

"Dan kebanyakan orang untuk melakukan dispensasi pernikahan beralasan untuk menghindari zina. Jika sudah paham dengan kaidah Islam, sepatutnya mereka paham agar tidak melakukan zina. Dan jika masih dilakukan, maka penyebabnya adalah kurangnya pendidikan terutama tentang agama. Tak usah menjadikan zina sebagai alasan pernikahan dini," tutur kepala perwakilan BKKBN Jatim itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun