Baca juga: Tips dari Atlet Taekwondo yang Jadi Wisudawan Berprestasi: Waktu Bukan Diatur, Tapi Diciptakan
Sebagai atlet, Shinta juga berterima kasih kepada teman-teman sesama atlet bela diri yang solid dan setia menemani di setiap pertempuran mahasiswa untuk mewakili Umsida.Â
Selama sebagai mahasiswa, Shinta merasakan dukungan yang luar biasa dari Umsida. Selama tiga setengah tahun ini, Umsida benar-benar memberikan support, baik melalui universitas secara langsung, kemahasiswaan, fakultas, prodi, dosen, dan juga teman-teman admisi.Â
Menurutnya, Umsida memang selalu totalitas dalam mengembangkan bakat mahasiswa. Umsida memberikan dukungan moral dan material yang berjalan dengan selaras. Â Bahkan atlet ini mengaku bahwa hampir setengah dari biaya kuliahnya bisa tercover karena adanya dukungan dari Umsida untuk mengembangkan bakat di bidang bela diri.
"Mungkin kalian juga merasakan bahwa kampus ini ngemong, Â ngeramut, ora dijarno, apa meneh diklelerno," terangnya mengumpamakan dalam bahasa Jawa.
Menempuh S1 Ilmu Komunikasi dalam waktu tiga setengah tahun tanpa skripsi, merupakan  cerminan dari surat Ar Rahman, yaitu nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan. Selain itu, Shinta juga mengutip dari hadits Imam Syafi'i yang berbunyi, "Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan".
Baca juga: 2 Mahasiswa Umsida Ini Raih Prestasi dan Ingin Harumkan Nama Institusi
Mengakhiri penyampaian kesannya, Shinta menyanyikan lagu berjudul Ayah Ibu ciptaan Karnamereka. Lagu tersebut berhasil membuat seluruh wisudawan dan wali wisudawan terenyuh dalam tangis bahagia di momen ini. Ditambah dengan pelukan sang ibu di depan seluruh hadirin.
"Selamat untuk bapak dan ibu yang hadir pada hari ini, anak-anak kalian luar biasa," tutup wisudawan kelahiran Blora, 11 November 2001 itu.
Penulis: Romadhona S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H