Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Sosok Prof Syafiq di Mata Ketua Umum PP Muhammadiyah

28 Juni 2024   10:01 Diperbarui: 28 Juni 2024   11:06 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang ketiga, ketika ada situasi-situasi krusial pada tahun 2018, Prof Din mengundurkan diri dari jabatan utusan khusus Presiden RI untuk DKAAP, Prof Haedar diberi amanat untuk memberikan usulan nama.

"Saat itu presiden meminta agar yang meneruskan jabatan ini berasal dari Muhammadiyah. Saya tidak mengalami kesulitan mencari orang karena ada yang selevel yang sama hebatnya, akhirnya saya langsung sampaikan ke presiden dan beliau jelas tidak akan bisa menolak kalau kita yang memberi. Akhirnya Prof Syafiq-lah yang terpilih saat itu," tutur pimpinan Muhammadiyah kelahiran tahun 1958 itu.

Baca juga: PP Muhammadiyah Soroti Konflik Israel -- Palestina yang Kembali Memanas, Keluarkan 7 Poin Pernyataan

Menurutnya, momen penting tersebut bisa dijadikan sebagai perhatian bahwa orang-orang hebat, orang-orang  Ar-Arroshikuna fil'ilmi, harus menjadi pilar penting dan harus diperbanyak di lingkungan Muhammadiyah karena banyak kepentingan yang strategis.

Sebuah bangsa, semua umat, bahkan dunia ditentukan oleh elit, sekelompok orang yang jumlahnya kecil tapi memiliki kekuatan. Teori elit ini juga terdapat dalam Al-Qur'an di surah Al-Baqarah ayat 249 yang berbunyi:

Artinya: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah"

Ia menerangkan, "Dari ayat tersebut kita bisa belajar bahwa kalau ingin merebut sejarah, mewarnai bangsa, bahkan menentukan, kita tidak perlu massal, tapi perbanyak orang-orang yang disebut elit, orang yang sedikit tetapi dia punya pengaruh yang besar. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi masyarakat. Pertama yaitu elit yang memiliki keilmuan, lalu elit yang memiliki uang, dan yang memiliki kekuasaan,".

Menurutnya, Muhammadiyah memiliki ilmu yang lebih dari cukup. Selanjutnya, Muhammadiyah harus berjuang pada dua elit lainnya, yaitu kekuasaan (politik) dan ekonomi. Jika ingin merancang Muhammadiyah walau massanya yang tidak banyak, maka Muhammadiyah harus bisa menguasai tiga elit tersebut.

Baca juga: Tasawuf Muhammadiyah: Sufi Berkemajuan

"Hal tersebut juga bagian dari membangun peradaban, tinggal pelajaran dari buku ini bisa melahirkan cendekiawan melintas batas. Alhamdulillah di Jatim kita sangat berkembang dengan tokoh yang mendinamisasi Muhammadiyah di sini. Karena dulu Jatim menjadi golongan yang terbilang kecil," jelas Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu.

Penulis: Romadhona S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun