Ketua kelompok PKM, Â Laila Tasnima Sofiyah menjelaskan bahwa peran dosen pembimbing sangat penting dalam penyelesaian riset ini.
"Memang dari kaprodi kami  menyarankan dan juga mendorong setiap mahasiswanya untuk mengikuti PKM. Apalagi topik yang saya ambil ini sangat menarik," ujarnya.
Setelah menelisik topik ini, mahasiswa yang akrab disapa Laila ini semakin bersemangat karena mengetahui fakta bahwa penyakit degeneratif di Indonesia seperti stroke dan diabetes semakin meningkat setiap tahunnya.
Setelah membaca berbagai referensi, Laila dan dua rekan setimnya membagi tugas untuk dilakukan pengujian. Ada beberapa kendala yang mereka alami selama pengujian bunga Bougenville ini.
"Ini merupakan kali pertama saya PKM. Dan pengujian yang saya  lakukan di riset ini juga pertama kali, yaitu mengujib bunga Bougenville. Jadi saya merasa sedikit keteteran. Namun berkat dukungan beberapa pihak seperti dosen pembimbing dan laboran, akhirnya saya bisa lebih terkontrol dalam mempelajari hal baru ini," ujarnya.
Saking semangatnya ia dan tim untuk mengerjakan riset ini, ada satu momen mereka yang terkunci di dalam laboratorium saat melakukan pengujian. Tnap disadari, pengujian kandungan bunga Bougenville itu memakan waktu yang cukup lama, mereka menghabiskan waktu hingga larut malam.
Baca juga: Mahasiswa KKN-53 Kembangkan Inovasi Hijab Kain Sutera
Setelah melakukan pengujian terhadap kandungan antioksidan dan sebagainya dari bunga Bougenville ini, tentunya riset ini akan disusun menjadi sebuah artikel yang juga sebagai laporan akhir PKM. Laila berharap dari riset tersebut dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang luar biasa bagi masyarakat mengenai pemanfaatan bunga Bougenville, terlebih untuk bahan yang aman untuk dikonsumsi.
Penulis: Romadhona S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H