Arif menerangkan bahwa nantinya produk ini bekerja dengan cara mendeteksi rasa kantuk seseorang di dalam mobil, kemudian alat tersebut akan memberikan peringatan kepada sopir agar segera sadar dan kembali fokus menyetir.
Membuat teknologi baru tentu bukanlah hal yang mudah lanjutnya, membutuhkan riset yang cukup panjang.
"Bisa dibilang ini salah satu kendala juga bagi kami, ketika kami memutuskan membuat teknologi yang baru tentu sangat sulit untuk mendapatkan referensi. Dalam menetukan ide ini saya mencari dari puluhan hasil penelitian di scholar hingga melihat banyak video di youtube," ujarnya.
Baca juga:Â Raih Hibah Abdimas Nasional, Dosen Umsida Ingin Jadikan Sidoarjo Kota Budaya
Bahkan dosen pembimbingnya yang akrab di sapa Indah mengaku telah melakukan pendampingan sejak bulan September 2023.
"Dimulai dari proses membuat tim, mencari judul, membuat proposal, menentukan jenis pkm yang tepat dan revisi yang berulang kali," ujarnya.
Indah mengatakan bahwa dirinya telah memiliki banyak pengalaman mendampingi mahasiswa mengikuti kompetisi PKM ini
"Alhamdulillah sudah 3 tahun berturut2 tim bimbingan saya meraih pendanaan PKM Nasional jadi insyaallah faham alurnya," ungkapnya.
Menurut Indah jenis PKM KC ini merupakan jenis PKM paling rumit prosesnya.
"Karena PKM KC adalah tahta tertinggi dari semua jenis PKM, alhasil tugas saya adalah memastikan bahwa judulnya tidak ada ketika kita mencarinya di google," jelasnya.
Dosen FST ini sangat bangga dengan Arif dan Timnya yang tidak pernah menyerah meski berulang kali mendapat revisi.