Hal tersebut terlihat karena munculnya rasa ingin tahu tentang aktivitas atau informasi yang terhubung dengan orang lain, bahkan orang banyak. Dari FoMO juga kita bisa melihat bahwa dampak negatif teknologi mampu membuat orang lupa akan kehidupan yang sebenarnya, mereka lebih hidup di dunia maya, bahkan menganggap bahwa dunia maya itu sendiri adalah dunia yang nyata. Â Â Â
Memang benar, keberadaan teknologi dapat mendekatkan yang jauh, tapi juga menjauhkan yang dekat. Saat ini, manusia cenderung lebih abai dengan lingkungan sekitar. Ya walau mereka juga menjalin interaksi di dunia maya. Namun hal tersebut membuat pengguna teknologi tidak memiliki interaksi dengan lingkungan secara nyata karena FoMO, tapi mengikuti yang ada di media sosial.
JoMO, penyeimbang FoMO
Lantas, apakah rasa takut ketinggalan informasi ini bisa diatasi?Â
FoMO dicirikan oleh adanya keinginan yang besar untuk tetap terus terhubung dengan informasi tentang apa yang sedang dilakukan oleh orang lain di dunia maya ( Przybylski et all, 2013). Lalu, JoMO atau Joy of Missing Out hadir sebagai kebalikan dari FoMO. JoMO mengacu pada bagaimana manusia mengambil momentum secara sadar untuk terlepas dunia internet dan mengalami suatu hidup tanpa tergantung pada internet (Crook, 2015).
Dalam suatu artikel di majalah The New York Times, Hayley Phelan (2018) mengatakan bahwa, "JoMO is about disconnecting, opting out and being OK just where you are." Menurutnya, suka atau tidak, manusia akan selalu membutuhkan teknologi, tapi seyogyanya mereka tidak membutuhkan sebanyak itu. Dan JoMO hadir sebagai penyeimbang hal tersebut.
Pada dasarnya, JoMo merupakan rasa puas dengan kehidupan saat ini. JoMO hadir sebagai kesempatan untuk manusia menjalani pola "slow living", fokus dengan menjalin hubungan dengan antar manusia, menyediakan ruang untuk diri sendiri tanpa ketergantungan teknologi, dan kesempatan untuk merasakan segala emosi.Â
Lihat juga: Contoh Realitas Virtual dari Teori Simulacra
JoMO bisa dikatakan sebagai suatu usaha untuk menggapai momen tanpa campur tangan internet dan dilakukan secara sadar. Namun bukan berarti kita harus lepas sepenuhnya dengan teknologi. Karena sebenarnya kita tidak bisa mencegah perkembangan teknologi, hanya saja penggunaanya harus disikapi dengan bijak.
Penulis: Romadhona S.
Referensi:
Christina, R., Yuniardi, M. S., & Prabowo, A. (2019). Hubungan tingkat neurotisme dengan fear of missing out (FoMO) pada remaja pengguna aktif media sosial. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(2), 105-117.