Banyak diantara mereka ingin menjadi seorang public speaker seperti orator, master of ceremony, moderator dan lainnya.
Sayangnya, banyak diantara mereka yang seringkali terhambat karena masalah minimnya rasa percaya diri kemudian menimbulkan nervous bahkan insecure.
Dalam sesi diskusi pun banyak yang masih ragu mengungkapkan argumennya. Kebanyakan bukan karena tidak tau jawaban dari setiap topik diskusi, tapi karena takut dan tidak percaya diri.
"Problem utama seorang public speaker adalah nervous dan tidak percaya diri, meski hal ini wajar dimiliki setiap manusia tapi sebagai public speaker harus mampu mengendalikan dan mengelola rasa nervous itu dalam dirinya," ungkapnya.
Untuk itu, lanjutnya "mulai hari ini rubahlah mindset kalian, percayalah kalian mampu dan layak berbicara di depan umum, persiapkan bahan sebaik mungkin dan mulailah berbicara".
Setelah mendengarkan ungkapan narasumber ditengah sesi diskusi tadi, peserta mulai mencair dan perlahan ingin mengungkapkan argumennya.
Selanjutnya, staf humas dan protokoler Umsida itu mulai menjelaskan apa itu public speaker, apa saja jenisnya dan bagaimana mengendalikan diri agar mampu percaya diri.
Tak ketinggalan tips dalam pembuatan materi, membuat penampilan yang menarik dan sesuai, hingga membuat body language yang baik dan menarik pun ia bagikan.
"Public speaking bukan selalu harus tampak elegan tapi juga bukan selalu membara. Public speaking sangatlah luas dan banyak sekali jenisnya maka sesuaikan diri kalian. Jika menjadi orator maka harus semangat dan membara, jika menjadi seorang MC dalam kegiatan formal maka harus tampak elegan, jika dalam acara non formal maka harus ceria. Jangan sampai salah menempatkan diri ya," terangnya.
Baca juga :Â Sulitnya Menjadi Perempuan yang Memiliki 3 Peran Sekaligus
Sesi akhir panitia mengarahkan peserta untuk membagi kelompok, dan memberikan tugas untuk membuat naskah. Kelompok yang terbaik mendapatkan hadiah hiburan dari panitia.