Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa yang Membuat Orang Teribat dalam Prostitusi Online? Ini Kata Studi

26 Mei 2024   19:57 Diperbarui: 26 Mei 2024   20:34 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi yang semakin maju membuat informasi lebih mudah didapat. Bahkan, saat ini manusia bisa mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Memang bagus, tapi hal itu juga menimbulkan dampak negatif yang berbahaya, prostitusi online.

Dalam riset salah satu dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Ferry Adhi Dharma M IKom, membahas tentang penyebab maraknya prostitusi online di kalangan milenial. Media sosial yang kebanyakan dikendalikan oleh orang dengan usia produktif, membuat mereka bisa melakukan tindakan di luar norma masyarakat.

Lihat juga: Perlindungan Perempuan Korban Pelecehan Seksual Belum Maksimal, Menurut Riset Dosen Umsida

Hal ini menjadi tantangan serius bagi setiap negara akibat praktik prostitusi yang melibatkan remaja dan anak-anak.

Saat ini, prostitusi online tidak hanya menjadi kejahatan online, tetapi juga menjadi tren bisnis yang menguntungkan. Berbagai aplikasi di media sosial seperti Facebook, Instagram, Line, We Chat, Tinder, Web Cam, Telegram, dan media sosial lainnya pun tak luput dari modus kejahatan tersebut. Orang-orang yang terlibat dalam prostitusi online dapat bertukar pornografi tanpa harus bertemu dan tertular penyakit seperti HIV dan penyakit lainnya.

Lalu, mengapa prostitusi online bisa terjadi? Apa karena budaya barat?

Dari riset ini, didapatkan bahwa banyak remaja yang pernah menjalin hubungan berupa Friend With Benefit (FWB). Gaya hidup ini datang dari negara barat yang memiliki budaya seks melalui media sosial. FWB membuat pasangan bebas memilih untuk melakukan hubungan dengan siapa saja, bahkan dengan orang yang sudah memiliki pasangan. Gaya hidup inilah yang memunculkan prostitusi online.

Dalam prostitusi online, dimana pelaku bebas menentukan layanan apa yang diberikan tanpa harus menjadi korban perdagangan manusia, meski ada juga mucikari yang memperluas dari offline menggunakan media sosial. 

Dalam penelitian ini pelaku prostitusi online dibagi menjadi 2, yaitu pekerja seks pelajar dan pekerja seks non pelajar. Keduanya mempunyai ciri yang berbeda, motif yang berbeda, dan model prostitusi yang berbeda. 

Alasan mereka terlibat dalam prostitusi online menurut riset:

Ilustrasi: Unsplash
Ilustrasi: Unsplash

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun