Sedangkan hasil studi banding di UMM tidaklah jauh dengan UB. Dosen prodi Kebidanan ini mengatakan bahwa SDGS UMM telah memiliki buku SDGs dan sudah mengajukan pemeringkatan melalui Greenmetric. Di sini, implementasi program lebih mengarah untuk menjalin kolaborasi dengan komunitas untuk mendapatkan pemeringkatan. Jadi lebih ke pemetaan riset dan abdimas yang diimplementasikan dalam 17 tujuan program.
Arah pusat studi SDGs Umsida
Setelah melakukan studi banding di dua kampus ini, tim Pusat Studi SDGs Umsida sudah memiliki pandangan lebih luas untuk mengembangkan pusat studi ini.
Ia melanjutkan, "Berhubung kami belum genap satu tahun berdiri, jadi mungkin yang bisa kita adopsi adalah pemetaan riset dan abdimas dosen. Nanti kita pilah untuk dimasukkan ke tujuan SGDs yang mana,"
Sebenarnya, Umsida telah menerapkan tujuan program ini dalam tri dharma dan catur dharma PTMA sehari-hari. Namun belum terarah untuk fokus di tujuan tertentu. Rencananya, pusat studi ini di tahun pertamanya akan membuat buku kegiatan pusat studi yang nantinya akan diteruskan ke pemetaan UI Greenmetric.
Baca juga: Umpo Bahas 2 Hal Ini di Kegiatan Benchmarking SPI ke Umsida
Dari kegiatan studi banding ini, Rafhani berharap tidak hanya mempererat hubungan antar universitas saja. Tapi juga menjadi pemicu lahirnya ide-ide inovatif yang dapat diimplementasikan di masing-masing kampus untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang telah ditetapkan oleh PBB.
Penulis: Romadhona S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H