Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

7 Tips Mudik Lebaran Nyaman dan Aman dari Dosen Umsida

5 April 2024   11:53 Diperbarui: 5 April 2024   12:07 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudik lebaran telah menjadi kebiasaan bahkan budaya bagi umat muslim dalam merayakan hari raya Idul Fitri. Di momen yang suci ini, mereka berkunjung ke sanak saudara yang tak jarang juga berada di luar daerah. Atau bagi umat muslim yang berada di perantauan, mereka juga turut melaksanakan mudik ke kampung halaman tercinta.

Baca juga: Niat Beli Baju Lebaran di Instagram Berakhir Ditipu, Ini Cerita Salah Satu Korbannya

Orang yang akan mudik tentu memiliki euforia tersendiri, entah tidak sabar karena akan bertemu keluarga, liburan bersama-sama, atau sekedar melihat kondisi keluarga yang tidak bisa setiap hari mereka temui. 

Ada beberapa hal yang menyenangkan dalam mempersiapkan mudik, seperti berburu tiket menuju kampung halaman jauh-jauh hari, mengumpulkan cuti kerja untuk memperpanjang masa, atau memiliki trik tertentu  agar tidak terjebak kemacetan dan padatnya lalu lintas saat berkendara.

Salah satu dosen prodi Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr Eko Hardi Ansyah SPsi MPsi Psikolog Membagikan tips agar momen mudik lebaran terasa nyaman dan aman sampai kampung halaman.

"Mudik itu berasal dari bahasa Jawa yang artinya mulih dilik atau pulang sebentar.  Jadi ketika kita mudik ke kampung halaman, durasinya tidak terlalu lama. Kemudian dengan adanya lebaran, mudik menjadi budaya umat Muslim," ucapnya.

7 tips mudik lebaran
Ilustrasi: Freepik
Ilustrasi: Freepik

1. Niat yang kuat

Tips mudik lebaran yang pertama yakni niat yang kuat. Dr Eko mengatakan bahwa niat yang kuat itu maksudnya menjadikan momen mudik ini sebagai ibadah. Ibadah inilah yang kemudian harus menjadi niat awal dalam melakukan perjalanan mudik lebaran.

"Ibadah kepada Allah pada dasarnya adalah satu hal yang harus dinikmati. Karena setiap ibadah pasti akan ada balasannya berkali lipat dari-Nya," terangnya.

Ia menyampaikan bahwa saat mudik lebaran, jangan sampai pikiran dan hati menjadi tanggung. Artinya, masih ada beban tertentu. Jika hal tersebut terjadi, maka perjalanan mudik lebaran akan menjadi petaka karena sensitivitas tinggi.

Misal, saat terkena macet di jalan akan gampang terprovokasi dan emosi hingga menyebabkan hal buruk terjadi.

Baca juga: Anti Lemas, Ini 9 Tips Tetap Produktif Saat Berpuasa

2. Menentukan metode mudik

Setelah niat sudah dikukuhkan, maka selanjutnya memikirkan hal-hal teknis seperti metode mudik. bagaimana caranya agar pemudik bisa sampai tujuan dengan selamat. Misalnya, ingin mudik menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum.

Jika sepakat untuk menggunakan kendaraan umum, maka mereka harus menyiapkan tiket sedini mungkin, baik arus mudik maupun arus balik. Sebaliknya, jika menggunakan kendaraan pribadi, maka siapkan dengan matang kondisi kendaraan yang dipakai.

"Atau juga bisa memanfaatkan fasilitas pemerintah. Misal dengan dana yang pas-pasan, pemudik bisa mengikuti program mudik gratis. Dengan catatan mereka harus standby agar tidak ketinggalan informasi," ucapnya.

3. Ketahui waktu yang pas untuk mudik

Setelah memilih metode mudik lebaran, maka selanjutnya pemudik harus mengetahui kapan waktu yang pas untuk berangkat ke kampung halaman. Waktu yang tepat untuk mudik ini harus dibarengi dengan informasi terbaru. Oleh karena itu, pemudik harus update tentang hal tersebut.

Dengan menentukan waktu yang pas untuk mudik, maka bisa meminimalisir kepadatan kendaraan di jalan. Karena jika pemudik tersebut berangkat pada hari-hari krusial, maka mereka bisa saja menambah durasi perjalanan karena padatnya kendaraan. Dan kalau hal itu terjadi, mereka juga akan otomatis mengeluarkan biaya tambahan dan menjadi sumber stresor.

4. Pantau arus mudik

Sebelum mudik, hendaknya mengikuti berita terkini, baik arus lalu lintas, kondisi daerah tujuan, rest area, bahkan harga-harga tertentu seperti e-tol dan tiket transportasi umum.

Dengan memantau arus mudik lebaran, maka pemudik bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berangkat dan pulang, serta tidak ketinggalan regulasi tertentu yang diberlakukan selama masa mudik lebaran.

Baca juga: Berpuasa, Kenali 3 Jenis Makruh dan Contoh Perbuatannya Menurut Dosen Umsida

5. Jaga kesehatan

Dr Eko menyampaikan, "Jangan lupa, mudik juga sebaiknya membawa peralatan kesehatan seperti obat-obatan dan pertolongan pertama jika terjadi sesuatu. Selain itu, lamanya durasi perjalanan juga memungkinkan tubuh seseorang mengalami perubahan,"

Sebelum mudik, hendaknya istirahat terlebih dahulu agar selama perjalanan kondisi tubuh tetap fit.

6. Kesiapan finansial yang pas

Tujuan utama mudik adalah untuk melaksanakan ibadah. Kemudian saat mudik kita dianjurkan untuk melakukan hal-hal baik yang pertama kepada orang tua lalu pada saat keluarga tetangga dan orang lain 

"Justru hal yang perlu kita hindari saat mudik lebaran adalah sikap riya atau pamer misal pamer. Seperti properti, kendaraan, hingga harus mengeluarkan dana yang cukup banyak. Atau memberikan THR kepada orang lain dengan tujuan untuk menunjukkan status sosial," tuturnya.

Artinya, sambung Dr Eko, Salah satu ciri orang yang memiliki kasih sayang adalah tidak berjalan di muka bumi dengan sombong, melainkan dengan rendah hati. Yang kedua, tidak bersikap boros dan tidak kikir dengan orang. Jadi sebaiknya jika ingin memberi, maka diniatkan sebagai shodaqoh.

7. Cek keadaan rumah

Tips mudik lebaran yang terakhir adalah mengecek keadaan rumah sebelum berangkat. Saat meninggalkan rumah, cabut semua kabel, aliran listrik dan regulator gas, mematikan kran dan mengunci semua pintu, jendela, pagar rumah. Bisa juga memberi tahu tetangga yang tidak mudik atau satpam kalau akan mudik agar mereka bisa turut mengawasi keadaan rumah.

"Intinya, bagaimana caranya agar perjalanan mudik terasa nyaman. Jika sudah nyaman, maka perjalanan mudik bisa menjadi aman. Karena mudik itu harus dinikmati, bukan malah menjadi beban," pungkasnya. 

Penulis: Romadhona S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun