Demikan juga gerakan yang aktif seperti tarian menjadi sarana untuk mencapai transendensi atau pengalaman ekstase spiritual. Dalam banyak kebudayaan dan tradisi agama, tari-tarian ritual digunakan sebagai bentuk ekspresi spiritual.Â
Beberapa seni bela diri, seperti Tai Chi dalam tradisi Taoisme, memiliki aspek spiritual yang kuat. Gerakan-gerakan lambat dan terkoordinasi dalam seni bela diri ini tidak hanya membantu meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga membantu mengalirkan energi (chi) dan mencapai keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Hal ini dianggap dapat membantu mencapai kedamaian batin dan kesejahteraan spiritual.
Baca juga:Â Riset Dosen Umsida Jelaskan 8 Peran Sekolah untuk Mengatasi Bullying
Beberapa agama kuno, seperti agama-agama paganisme atau agama-agama suku-suku primitif, memiliki praktik gerakan ekstase dalam ritual-ritual mereka. Gerakan-gerakan ini, seperti tarian lingkaran atau gerakan trance, digunakan untuk mengalami pengalaman spiritual yang mendalam, menyatukan diri dengan alam atau kekuatan-kekuatan spiritual, dan memasuki keadaan kesadaran yang lebih tinggi.
Praktik-praktik gerakan tubuh dapat memiliki nilai spiritual dan digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan kesadaran, meningkatkan koneksi dengan dimensi spiritual, atau mengalami ekstase spiritual dalam berbagai tradisi keagamaan dan spiritualitas.
Namun apa yang perlu dicatat di sini adalah bahwa secara fitrahnya ruh perlu terkoneksi kepada pemilik sebenarnya. Ia adalah Allah SWT. Sehingga dalam Islam, tidak bisa dilepaskan antara agama dan spiritualitas. Hal ini karena agama yang diridhai Allah adalah Islam (Ali Imran: 19). Agama inilah satu-satunya yang akan menuntun konektivitas ruh dengan sang Khalik.
Dan Memang benar bahwa institusi Agama Islam dimaksudkan untuk membentuk subjek, tapi dalam konteks ini subjek dimaksud adalah subjek yang sesuai dengan asal mula kejadian manusia, blue print, atau fitrah sebagai manusia yang merupakan kondisi terbaik sebagai ciptaan Allah: fii ahsani taqwim.Â
Hal tersebut berbeda dengan subjek-subjek yang dibentuk oleh berbagai tradisi keagamaan, keyakinan, dan spiritual lain di luar Islam, yang mana praktik-praktik gerakan disiplin tubuh digunakan sebagai sarana untuk menghubungkan diri dengan dimensi spiritual atau meningkatkan kesadaran spiritual kepada selain Allah dan dalam perilaku kemanusiaan, duniawi saja.Â
Subjek dengan kesadaran spiritual dalam Islam berpuncak pada ketakwaan. Inilah yang membedakan dengan agama dan keyakinan selain Islam. Ketakwaan akan membuat seorang mukmin untuk bersikap hati-hati terhadap segala onak dan duri dunia yang secara spesifik berupa bisikan iblis dan setan (Taha: 120 dan al-Baqarah: 36). Hal ini karena iblis dan setan telah bersumpah untuk senantiasa menyesatkan Adam dan keturuannya (al-A'raf: 16-17) agar membersamainya kelak di neraka. Wallahu'alam.Â
Sumber:Â pwmu.co
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H