Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Walau Mayoritas Muslim, Indonesia Peringkat 10 Dunia Jadi Produsen Industri Halal

11 Februari 2024   04:46 Diperbarui: 11 Februari 2024   05:59 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika dibandingkan dengan Brazil, Indonesia secara kapasitas ekonomi kurang lebih sama. Secara statistik Angkatan kerja Brazil 120 juta (2017) dibandingkan Indonesia sebanyak 125 juta (2016). Tingkat pertumbuhan PDB di Brazil sebesar 2,4% (2018) sedangkan Indonesia 5,1% (2017); dengan  PDB Brazil senilai $ 2,056 triliun (nominal, 2017); $ 3,388 triliun (PPP, 2018) dan PDB Indonesia sebesar $ 1,074 triliun (nominal, 2018); $ 3,492 triliun (PPP, 2018). Dari sisi HDI kurang lebih sama, Brazil sebesar 0.765 (Tinggi) sedangkan Indonesia sebesar 0.718 (Tinggi).

Mengapa Brazil bisa menjadi pemain utama makanan di industri halal?

Ilustrasi: Freepik
Ilustrasi: Freepik

Jika dibandingkan dengan Indonesia maka akan kita ketahui bahwa Brazil memiliki kapasitas dan kemampuan industri yang kuat, terlepas dari kehalalannya.

Dilihat dari data statistik dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Amerika Serikat adalah produsen daging unggas terbesar di dunia, dengan 18 persen dari produksi global, diikuti oleh China, Brazil, dan Federasi Rusia.

Sehingga untuk bermain di ranah industri halal, bagi para produsen besar sangat mudah. Ia tinggal melakukan shariah compliance atau mengikuti prosedur Syariah untuk bisa menghalalkan produknya. Sementara Indonesia meski memiliki regulasi dan halal center namun jika tidak memaksimalkan produknya, tentu tidak akan bisa bermain alih-alih menjadi pemain utama industri pangan halal dunia. Yang terjadi kemudian adalah impor.

Jika dibandingkan dengan Brazil, pemerintahan Brazil terlihat agresif untuk bisa penetrasi ke pasar-pasar internasional, termasuk Indonesia. Soal ekspor-impor ayam, mislanya, Indonesia pun mengalami dua kali kekalahan dalam persengketaan yang diselesaikan di World Trade Organization (WTO). Dan Brazil pun mendesak dilakukan investigasi atas larangan ayam Brazil masuk ke Indonesia.

Pilihan editor: Gunakan Bauran Pemasaran 4P, Bank Konvensional Jadi Andalan Sumber Modal Pedagang

Dalam hal impor  ayam, Brazil mendesak Indonesia untuk membuka kran impor ayamnya. Namun Indonesia menolak karena standar halal yang tidak sesuai dengan Indonesia, terutama pada penggunaan mesin rotary blade. Penggunaan mesin ini tidak diizinkan pada SNI 99002 2016 tentang penyembelihan unggas.

Namun terlepas dari standar halal tersebut, terlihat jelas bahwa industri ayam Indonesia tidaklah seberingas Brazil yang penetratif. Sepatutnya Indonesia memberlakukan hal yang sama terhadap Brazil atas produk ayamnya jika memang tidak membutuhkan ayam impor atau produksinya berlebih, yang sepatutnya bisa berlebih jika mau. Dan jika benar kran impor ayam dari Brazil dibuka, produsen ayam dalam negeri akan babak belur, bahkan sekarat dan mati.

Komoditas kedelai susah bersaing

Ilustrasi: Freepik
Ilustrasi: Freepik

Komoditas lain yang juga mengenaskan adalah kedelai. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengakui bahwa produk kedelai produksi Indonesia sulit bersaing dengan produk kedelai impor Amerika Serikat, Brazil, dan China. Dia mengungkapkan dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (25/1/2021) bahwa harga kedelai di AS dan Brazil Rp 5.000 sekian (per kg), sedangkan di tanah air produksi di atas Rp 6.500 baru ada untungnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun