Selain diolah menjadi pupuk organik, panitia pemotongan hewan Kurban juga telah menyiapkan wadah untuk pendistribusian daging hewan Kurban berupa besek bambu.
"Sebagai alternatif meminimalisir penggunaan kantong plastik, kami panitia sudah menyiapkan besek bambu, daun jati, pisang serta stiker pesan moral Idul Adha untuk mendistribusikan daging kurban," imbuhnya.
Dr. Agus Sutanto, M.Si., diketahui merupakan Direktur Program Pascasarjana dan juga dosen program studi S2 Pendidikan Biologi UM Metro.
Dalam bidang penelitian, dirinya diketahui telah menemukan starter atau biang untuk pembuatan pupuk organik dari kotoran hewan, limbah industri perkebunan, limbah rumah tangga, limbah pertanian, perikanan, tambak. dll. Starter Pumakkkal memiliki 2 paten granted dan 3 paten dalam proses pemeriksaan di Kemenhumkam.
Dengan starter Pumakkal proses pengomposan berlangsung lebih cepat dan pupuk yang dihasilkan berkualitas bagus.
Perlu diketahui, pemotongan hewan Kurban di kampus 3 UM Metro juga dihadiri oleh tim dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Metro dan lutrah Yosodadi.
Dokter hewan Drh. Ruri Astuti W beserta tim mengapresiasi teknik pemotongan dan pengolahan hewan yang dilakukan di kampus 3 UM Metro.
Ia mengaku, cara tersebut bisa menjadi percontohan. "Saat penyembelihan hewan tadi saya melihat panitia memasang tirai, saya rasa itu bagus supaya hewan yang belum disembelih tidak mengalami stres dan kotoran hewan Kurban yang akan diolah menjadi pupuk organik saya rasa baik sekali dan bisa menjadi percontohan di Kota Metro, Ibu Lurah Fitri Minarni, S.H., M.H. Â juga terkesan karena proses pemotongan Kurban tidak mengotori lingkungan bahkan menjadi pupuk yang bernilai ekonomi dan ramah lingkungan" pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H