"Dari Umar, bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung kepada niatnya. Dan setiap  orang akan memperoleh  sebagaimana yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya untuk Allah dan Rasulnya. Barang siapa yang berhijrah karena dunia yang ingin digapainya atau karena perempuan yang akan dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang diniatkannya." (HR.Bukhari).
Hadits di atas disampaikan Nabi pada saat hijrah, karena tahu ada diantara kaum muslimin yang ikut hijrah itu bukan diniatkan untuk semata-mata menggapai ridha Allah, namun karena dalam rombongan hijrah itu ada perempuan yang ditaksirnya. Maka Rasul mengingatkan kalau hijrahnya seseorang karena seorang perempuan maka dia hanya akan mendapatkan perempuan itu dan tidak akan mendapatkan pahala dari Allah Swt.
Dewasa ini istilah hijrah digunakan untuk menggambarkan perubahan perilaku seseorang dari yang tadinya tidak baik menjadi lebih baik, atau dari yang tadinya tidak shalat menjadi rajin shalat, atau juga dari tidak berhijab menjadi berhijab, dan sebagainya.. Hijrah sering juga dikaitkan dengan perubahan gaya hidup dan pilihan yang lebih Islami, misalnya perpindahan dari nasabah bank konvensional ke bank syariah. Dari gaya hidup konsumtif ke yang lebih produktif, memilih berubah ke gaya hidup halal dan ke wisata religious. Hal ini tentu saja tidak salah dan sah-sah saja, karena hijrah secara luas bisa dimaknai sebagai perubahan dan perpindahan dari hal-hal yang buruk ke hal-hal yang baik dan positif.
Hanya yang perlu jadi catatan adalah, pilihan untuk hijrah tersebut hendaknya dilakukan dengan konsisten dan istiqomah dan benar-benar dari lubuk hati yang paling dalam. Bukan untuk mencari popularitas atau sekedar pansos (panjat sosial), dalam istilah sekarang. Karena terkadang ada yang secara terbuka menyatakan hijrah dari gaya hidup tertentu ke gaya hidup yang lebih baik, namun kemudian beberapa bulan kemudian ia kembali ke gaya hidupnya semula yang tidak baik. Ada yang mengumumkan hijrah dari tidak berhijab menjadi berhijab namun beberapa minggu kemudian ia menanggalkan dan mencampakkan hijabnya. Â Mereka menjadikan ajaran agama yang luhur menjadi mainan dan komoditi belaka. Semoga kita terhindar dari itu semua. Selamat tahun baru Islam 1444 H. (mh.28.07.22)
Penulis: Dr. Mukhtar Hadi, M.Si. (Anggota BPH UM Metro)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H