Era digital saat ini menjadi saksi munculnya berbagai perusahaan teknologi baru atau start-up yang mengubah lanskap bisnis secara dramatis. Di Indonesia, pergerakan start-up terus tumbuh secara dinamis, dengan dua sektor utama yang mendominasi, yaitu e-commerce dan teknologi keuangan (FinTech). E-commerce menghadirkan platform online untuk bertransaksi barang dan layanan, sedangkan FinTech lebih berfokus pada inovasi dalam jasa keuangan berbasis teknologi modern.
Kedua sektor ini, meskipun berbeda, memiliki hubungan yang erat. E-commerce menyediakan platform penjualan beli, sementara FinTech memfasilitasi proses pembayaran dan layanan keuangan yang inovatif, membuat transaksi lebih mudah dan cepat untuk masyarakat umum maupun pelaku bisnis. Â Dengan hadirnya FinTech, metode pembayaran menjadi lebih efisien dan praktis, dengan berbagai inovasi yang terus diperkenalkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan bisnis.
Kehadiran fintech ini membuat pola pikir masyarakat menjadi lebih terbuka, dikarenakan yang biasanya masyarakat melakukan pembayaran menggunakan cash lalu uang cash biasanya cepat habis, maka dengan hadirnya fintech masyarakat jadi lebih memilah dalam bertransaksi, memikirkan apakah ini layak untuk dibeli, apakah ini adalah kebutuhan atau sekedar keinginan. tidak hanya itu, masyarakat jadi jauh lebih hemat dalam keuangan, karena keuangan bisa dilihat kemana ia dikeluarkan, dengan melihat daftar mutasi, biasanya masyarakat jadi lebih memilih untuk hemat.Â
Kehadiran FinTech membawa sejumlah dampak positif, salah satunya adalah memberikan dorongan signifikan pada perkembangan ekosistem start-up teknologi yang sedang booming saat ini. Â Ini membantu menciptakan peluang kerja dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Data menunjukkan bahwa FinTech telah tumbuh pesat dari tahun ke tahun. Dalam waktu singkat, proporsi FinTech terhadap pasar keuangan Indonesia telah meningkat secara dramatis. Pada tahun 2007, hanya 7ri pasar, tetapi pada tahun 2017, angka ini melonjak menjadi 78%. Ini mewakili lebih dari 135 hingga 140 perusahaan dengan total nilai transaksi mencapai Rp 202,77 miliar pada tahun tersebut.
Dampak positif FinTech juga sangat terasa di Indonesia, di mana sejumlah permasalahan ekonomi berhasil diatasi. Ada beberapa jenis FinTech yang sedang berkembang di Indonesia, dan mereka menawarkan solusi keuangan bagi masyarakat. Beberapa di antaranya adalah:
- Crowdfunding:
Model FinTech ini memungkinkan individu dan organisasi untuk menggalang dana untuk berbagai tujuan sosial, seperti membantu korban bencana alam. Contohnya adalah platform crowdfunding populer di Indonesia, KitaBisa, yang fokus pada kegiatan sosial.
- Microfinancing:
FinTech ini menyediakan layanan keuangan kepada kelas menengah ke bawah yang kesulitan mengakses lembaga perbankan tradisional. Misalnya, Amartha menghubungkan pengusaha mikro dengan pemberi pinjaman online untuk membantu kehidupan sehari-hari.
- Layanan P2P Lending
P2P lending atau pinjaman antar individu memungkinkan konsumen untuk dengan mudah meminjam uang tanpa prosedur yang rumit yang biasanya diterapkan oleh bank tradisional. Â Contoh dari layanan ini adalah AwanTunai.
- Perbandingan Pasar:
FinTech membantu pengguna membandingkan berbagai produk keuangan dari berbagai penyedia jasa keuangan, membantu dalam perencanaan keuangan dan memungkinkan pilihan investasi yang lebih baik.
- Sistem Pembayaran Digital
FinTech menyediakan layanan pembayaran untuk berbagai tagihan, seperti kartu kredit, tagihan langganan, atau pembayaran listrik PLN. Contoh yang sukses adalah Payfazz, yang membantu masyarakat yang tidak memiliki akses ke bank.
Di Asia Tenggara, terutama di negara-negara seperti Singapura, Indonesia, dan Malaysia, perkembangan teknologi keuangan mengesankan dan menjadi perhatian utama. Platform pembayaran digital seperti GoPay dan GrabPay di Indonesia semakin populer karena memberikan kemudahan dalam pembayaran tagihan, berbelanja, dan transfer uang melalui ponsel.