Sampah merupakan masalah yang tiada pernah berhenti. Dimana-mana ditemukan sampah, baik sampah organik, unorganik ataupun sampah residu. Sampah memang akan selalu ada karena kehidupan manusia dan alam. Setiap hari selalu ada sampah.
Yang menjadi masalah adalah sampah tidak dibuang ditempatnya atau dikelola dengan baik misalnya dipilah, dioleh atau digunakan kembali. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah disembarang tempat masih rendah. Bahkan ditempat umum dimana ada bak sampah, tetapi masih saja banyak sampah berceceran dimana-mana.
Kita juga sering menjumpai sungai didaerah kita sangat kotor, baik sungai yang kering maupun yang ada airnya. Tumpukan sampah disungai sering menjadi pemandangan yang sering kita jumpai. Sampah akan menjadi masalah besar terutama didaerah perkotaan dimana rumah penduduk sangat padat sedangkan pekarangan warga sangat terbatas. Banyak dari mereka tidak punya tempat untuk pembuangan sampah. Karena kurangnya kesadaran akan lingkungan yang bersih, mereka membuang sampah seenaknya saja disembarang tempat.
Masalah sampah tidak hanya banyak terjadi perkotaan yang padat penduduknya tetapi didesa bahkan didaerah pelosok hutan juga tak luput dari sampah. Hal ini terjadi dihutan didekat madrasah tempat saya bekerja. Madrasah saya terletak didaerah hutan dan bahkan dikelilingi oleh hutan. Â Walalupun tergolong didaerah pelosok, sampah masih tetap menjadi persoalan.
Sebenarnya bukan masalah tempatnya kota, desa maupun pelosok, namun salah satu faktor utama  masalah sampah adalah mindset atau perilaku masyarakat.  Tersedia bak sampah atau tempat pembuangan sampah, namun bila pola pikirnya tidak memikirkan kebersihan lingkungan dan bumi, juga sama saja.
 Hutan didepan madrasah kami juga menjadi sasaran empuk para pembuang sampah sembarangan. Mereka rata-rata penduduk sekitar yang tidak mau ribet dengan sampah rumah tangga yang terproduksi setiap hari. Sampah mereka letakkan dikantong plastik dan dibawa dengan motor. Lalu setiba dihutan, mereka lemparkan sampah tersebut setelah tengok kanan kiri untuk memastikan tidak ada orang disekitar tempat tersebut.
Tentu sampah tersebut sangat mengganggu pandangan mata dan kelestarian hutan. Keindahan hutan tercoreng oleh sampah-sampah yang tercecer. Meskipun dibeberapa tempat ada peringatan dilarang membuang sampah, namun tidak menghentikan perlakuan oknum si pembuang sampah. Â Wajar bila ada peringatan yang lebih keras seperti : DILARANG MEMBUANG SAMPAH KECUALI MONYET.
Para hari Jum'at pagi, siswa-siswi madrasah kami mengadakan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan madrasah termasuk hutan didepan madrasah kami. Sampah-sampah yang ada dipinggir hutan dikumpulkan oleh siswa. Kami bekerjasama dengan TPA desa kami untuk mengangkut sampah-sampah tersebut.
Kegiatan tersebut sangat baik untuk menanamkan kepada siswa tentang kecintaan pada hutan dan kelestarian lingkungan hidup. Kepedulian akan kebersihan hutan akan memperkecil dampak buruk yang disebabkan oleh sampah, misalnya banjir, mengganggu kesuburan tanah, mengganggu penyerapan air hujan, menimbulkan pencemaran, dan lain sebagainya.
Penanaman pemahaman akan pentingnya menjaga lingkungan hidup termasuk hutan harus diberikan kepada para siswa dan generasi muda. Merekalah yang akan melanjutkan menjaga hutan dan lingkungan dimasa depan agar alam tetap subur serta memberi manfaat kepada manusia. Â .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H