Coba bertanya pada rembulan saat malam
Masihkah ada kesempatan membersamaimu lagi?
Keinginan ini semakin kuat karena raguku
Meragukan kesetiaanmu, kejujuranmu, bicaramu, bahkan isi hatimu
Semakin lama dirimu mulai lelah karena raguku
Kamu yang selalu memperhatikan setiap sudut wajahku,
kini kau sibuk pada dirimu sendiri
Aku rindu seluruh peduli dan perhatian mu
Kini rasanya berbeda
Bersama, tapi merasa tak berjalan bersama katamu
Ucapanmu menusuk ke relung hati
Benarkah selama ini aku melakukan hal yang sama dengan ucapanmu?
Marah, kecewa, lelah kamu rasakan sendiri
Bisakah kamu menerima maafku?
Jujur saja saat melihatmu tersenyum semanis buah strawberry bukan karena aku
Dadaku sesak seakan kehabisan nafas di tempat
Sadar!
Balasan yang kubuat selama ini padamu sudah datang
Itu semua ku lakukan, karena raguku sudah terjawab
Ragu ku menjawab ' dia yang kau butuhkan, bukan yang lain'
Sayang sedari dulu aku tidak pernah jujur atas seluruh isi perasaan dan pikiran
Namun, nasi sudah menjadi bubur hambar
Gula sudah larut pada kopiÂ
Kalau boleh memohon satu permintaan terakhir
Tolong cintai aku satu kali lagi...
Menyesal dulu aku anggap kau ada tapi tiada
Dari seorang pria bodoh, tidak tau malu dan tidak tau diri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H