Mohon tunggu...
Ummu Rahayu
Ummu Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Engineer sekaligus Penulis

Praktisi Perencanaan Wilayah dan Kota, penyuka sastra dan sains, penulis, kontributor di http://kotasampit.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kembang Bakarang Khas Kotim

12 Februari 2015   22:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:19 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan tanya untuk prosesi ziarah, rangkaian ini jadi menu wajib bagi nisan. Proses lainnya, seperti Maulid Nabi, sambutan Haji, mandi-mandi (seperti mitoni), bapalas (memberi nama bayi), sunatan, perkawinan, dan lain-lain sudah adatnya menggunakan kembang bakarang.

Perubahan

Sayang beribu saying, pohon kembang sudah banyak melayang. Sejak beberapa tahun belakangan, variasi bahan semakin sedikit bahkan hilang. Ini terjadi di kawasan perkotaan Kotim.

Alih fungsi dan persepsi nilai lahan turut berperan dalam hilangnya beberapa jenis bahan seperti kenanga besar atau jenis Odorta. Sampai awal tahun 2000-an, kembang bakarang menggunakan kenanga ini masih bisa ditemukan. Masa kini, sudah tidak ada lagi. Begitu juga dengan cempaka kuning. Sukar.

Kedua pohon tersebut memang menuntut lahan yang luas. Ini karena batang pohonnya akan tumbuh besar setelah bertahun-tahun. Akarnya pun bisa muncul ke permukaan tanah.

Banyak generasi yang meratakan halaman rumah, menebang pohon bunga yang dulu digunakan oleh keluarganya. Menanam pohon dianggap kurang menguntungkan serta menuntut perawatan, apalagi kalau daunnya banyak yang luruh. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan matapencaharian.

Masih Ada Harapan

Tinggi harga dan kesulitan mengakses bahan membuat beberapa pengrajin menyediakan lahan tersendiri untuk kebun bunga. Halaman rumah digunakan untuk menanam pandan, bunga jarum, nusa indah, mawar, terompet, atau kenanga keriting. Perawatan tanaman tersebut terbilang mudah dengan pertumbuhan yang cepat. Pemilik pohon dapat menjual bunga-bunganya ke pembuat. Ini menjadi sumber pendapatan tersendiri.

Mereka yang tinggl jauh dari kawasan perkotaan menanami kebunnya dengan cempaka kuning, putih, maupun kelapa sebagai sumber punduhan. Bahan-bahan ini kemudian dijual ke kota dengan harga tinggi.

*Silahkan dikutip asal menyebut sumbernya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun