Mohon tunggu...
Ummul Mukadas
Ummul Mukadas Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

cuma hobi nulis tapi bukan penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keterkaitan Masyarakat Desa Golo Riung dengan Ritual "Waeng Wawi"

18 Desember 2024   18:22 Diperbarui: 23 Desember 2024   19:46 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.1 Penulis mendatangi langsung kediaman Bapak Ilham Guntur, selaku Kepala Desa Golo Riung (Sumber gambar: dokumentasi pribadi penulis)

Terdapat sejumlah perbedaan signifikan dalam proses komunikasi yang berlangsung pada Ritual Tradisi Waeng Wawi jika dibandingkan dengan Ritual Tradisi Rogho Dange dan Ritual Tradisi Rame Rentok. Proses komunikasi dalam Ritual Tradisi Waeng Wawi melibatkan berbagai elemen yang saling terkait, sehingga mampu mencapai tujuan utamanya, yaitu mendatangkan hujan. James W. Carey menyebutkan bahwa, "In a ritual definition, communication is linked to terms such as sharing, participation, association, fellowship and the possesion of a common faith." Dalam perspektif ritual, komunikasi dapat diartikan sebagai proses berbagi, partisipasi, dan penyatuan dalam suatu keyakinan bersama. Dengan demikian, rangkaian kegiatan dalam Ritual Tradisi Waeng Wawi dapat dikategorikan sebagai komunikasi ritual. Komunikasi dalam ritual ini dilakukan secara langsung kepada masyarakat, dengan ketua adat (Dor) dan sesajen sebagai media penghubung. Komunikasi tidak hanya terwujud dalam bentuk nyanyian yang mengandung syair dan pujian, tetapi juga melalui prosesi pengambilan Waning, penyembelihan hewan, dan pemberian sesajen. Masyarakat Desa Golo Riung juga meyakini bahwa alam mampu menyerap energi positif dari syair dan pujian yang disampaikan.

Biasanya pertemuan awal yang melibatkan masyarakat, tokoh-tokoh dan pemerintah desa bertujuan untuk membahas kekhawatiran bersama terkait kondisi cuaca yang tidak menentu, khususnya terkait curah hujan yang rendah. Isi pembahasan dalam pertemuan tersebut mencakup permohonan izin kepada keluarga besar Suku Niki untuk menggunakan Waning dalam pelaksanaan Ritual Tradisi Waeng Wawi. Sesuai dengan informasi yang diperoleh dari informan, Ritual Tradisi Waeng Wawi terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari tahap musyawarah, pemilihan pembawa Waning, prosesi membawa Waning ke lokasi ritual, penyembelihan hewan kurban sebagai syarat ritual, hingga pelaksanaan ritual itu sendiri. Setiap tahapan selalu diiringi doa dan permohonan kepada para leluhur untuk memohon berkah dan keselamatan bagi seluruh masyarakat.

Gambar 5.1 Para tokoh adat beserta pemerintah desa setempat dalam pelaksanaan Ritual Waeng Wawi  (Sumber gambar: dokumentasi pribadi penulis)
Gambar 5.1 Para tokoh adat beserta pemerintah desa setempat dalam pelaksanaan Ritual Waeng Wawi  (Sumber gambar: dokumentasi pribadi penulis)
Selain sebagai sarana komunikasi dengan kekuatan spiritual, ritual ini juga terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat Desa Golo Riung. Lebih jauh lagi, pelaksanaan ritual ini secara berkala telah berkontribusi dalam memperkuat rasa solidaritas sosial dan melestarikan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun. Oleh karena itu, pelestarian Ritual Tradisi Waeng Wawi menjadi sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat Desa Golo Riung. Pelestarian Ritual Tradisi Waeng Wawi secara berkelanjutan telah membawa sejumlah dampak positif bagi masyarakat Desa Golo Riung. Meningkatnya peran generasi muda dalam pelaksanaan ritual menunjukkan keberlangsungan tradisi ini di masa depan. Selain itu, ritual ini juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani, serta kesuburan lahan pertanian. Komunikasi dalam ritual ini dilakukan melalui berbagai cara, seperti persembahan sesajen berupa makanan dan minuman tradisional, serta nyanyian pujian dalam bahasa daerah. Kepercayaan yang mendalam dari masyarakat terhadap kekuatan spiritual menjadi faktor penting yang mendukung keberhasilan ritual ini dalam mengundang hujan dan membawa berkah bagi seluruh warga desa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun