Mohon tunggu...
Ummul Hasanah
Ummul Hasanah Mohon Tunggu... Ilustrator - Fb: Hs Afsya (Ummul Hasanah)

Saya adalah Seorang Traveler of Dream. lagi bertugas di Suva, Fiji. Indonesia :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membalik Sejarah

3 Oktober 2018   08:53 Diperbarui: 5 Oktober 2018   07:11 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2 Oktober kemarin adalah hari batik dimana UNESCO mematenkan batik kepada Indonesia pada tahun 2009. Batik memiliki ciri, motif dan keunikan serta pola jiwa terpancar didalamnya. Saya pribadi meyakini karena batik yang dibuat sesuai dengan kreatifitas Pengrajin yang dilahirkan dari alam bawah sadar, lingkungan sosial yang tergambar dalam pengalaman kemudian mengalami pengolahan yang disalurkan oleh hati nurani dan akal berargumentasi apakah sel saraf bisa saling mengkoding, melalui tangan ia bisa menjadi karya apik dengan perantara kain yang dimodelkan oleh manusia-manusia di bumi khususnya rakyat Indonesia bangga mengenakannya.

Tidak dapat dilogikakan yang namanya karya seni selalu berharga. definisi dari seni sendiri menurut hemat saya adalah sebuah kreatifitas tanpa batas tanpa penilaian karena ia tak ternilai...

Dan pada tanggal 3 Oktober tepat saya rindu jiwa saya untuk berpetualang dengan tempat-tempat di saraf otak dan batin untuk membuat tak terbatas saya, bukan hanya untuk menunjukkan keberadaan saya di dunia (Tuan Prammoedya bertitah kalau ingin dikenang menulislah) dan juga semoga memberikan sebuah rongga napas untuk generasi milenial maupun generasi multi intelegence nantinya untuk menghargai sebuah kegilaan-kegilaan ide dan gagasan untuk membua dunia lebih berwarna ataupun tak berwarna namun penuh dengan perdamaian yang datang dari diri sendiri, sehingga tumpah menjadi energi kimia yang menghantarkan energi bernama kekayaan imajinasi, menulis!

Menulis tidak bisa dipisahkan dengan budaya nalar melalui membaca buku, membaca sekitar dan merenung serta menuangkannya menjadi bentuk yang berbeda-beda menjadi karya otentik setiap pembuatnya. Bagaimana bisa dengan hanya tinta melalui akal, pikir dan jiwa bisa meledakkan semua tubuh yang mati menjadi hidup dengan sebenar-benarnya, dengan seyakin-yakinnya ia bisa memegang mimpi yang mulai ditinggalkan keberadaannya dan...?

Sebut pengarang Paulo Coelho, G. Orwell, Dee, atau pengarang lainnya bisa menghidupkan jiwa perempuan berumur 24 tahun berjiwa 40 (hasil dari tes online you tobe  kwkw) . Logikanya jika kita bisa menembus pemikiran yang disampaikan oleh Socrates, Plato dan Aristoteles (SPA) apakah mungkin umur kita melebih ratusan tahun lalu, terbukti banyak para ilmuan yang 'menggila' untuk menjadi satu antara pikirnya, jiwanya dan alamnya.

Berbicara mengenai seni diciptakan semenjak manusia ditiupkan ruh di dalam rahim, ia telah beradaptasi melalui raga sang ibu untuk menjadikan menahu bagaimana ia menjadi segumpal daging, membentuk suatu oragan, berdetak, dan mengalami kehidupan di dunia perlindungan bumi ibu. Ia tahu bagaimana mendapatkan makan dari apa yang dicerna oleh sang ibu, ia memahami pesan dari luar dan dalam detak naluri pikiran sang ibu bahkan ia juga memahami jika ia harus mempertanggunjawabkan era dimana ia harus meulai kehidupan di dunia semenjak ia melihat indahnya dunia.

Namun, karena banyak yang lebih dahulu memahami dan mengalami kehidupan asam, garam, pahit bahkan hambar ia seringkali harus melampaui kekuatanya sendiri menghadapi segala lalu lintas keberagaman untuk dipahamkan melalui ketiga aliran S.P.A.

Selalu menarik membahas tentang seni yang setiap orang punya definisi berbeda untuk mengekspresikannya. selang sudah lama saya tidak menulis maka terimakasih atas beberapa orang yang telah membangkitkan saya untuk menulis untuk mengenang nilai dan menyebarkannya. Jika banyak hoax dan lain-lain menebar kenapa tidak dengan ide yang merambat sampai menjadi dermaga mimpi yang menghantarkan pada kenyataan. 

*momentum batik adalah momen membatik buah tangan kita melalui menulis dengan segala kemampuan kita di alam ide dan jiwa 

Salam

Suva, 3 Oktober 2018

Love

Part 2 

*bersambung--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun