Mohon tunggu...
UMMUL BARROTIT TAQIYAH
UMMUL BARROTIT TAQIYAH Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Islam Negeri Prof. K. H. Saifuddin Zuhri

Saya adalah orang yang gemar membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisah Sebelum Hari Ini

21 Desember 2024   23:05 Diperbarui: 21 Desember 2024   22:58 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

KISAH SEBELUM HARI INI

 

Oleh : Ummul Barrotit Taqiyah

 

Saya terlahir dari keluarga yang penuh kasih sayang. Tak pernah sekali pun dibolehkan untuk pergi terlalu jauh. Dari sekolah dasar hingga menengah ke atas, saya tetap berada di tanah kelahiran saya, tepatnya di Purwokerto. Purwokerto merupakan pusat kota di Kabupaten Banyumas. Kota yang sejuk dan asri diiringi dengan bisingnya kendaraan. Kota ini menjadi zona yang nyaman bagi saya yang memang terlahir dan tumbuh besar disini. Tak ada tantangan yang sulit saat menghadapi kehidupan. Hidup yang selalu terpantau oleh sepasang mata orang tua saya. Hidup yang hanya mengikuti pesan dan arahan dari orang tua saya.

Hingga suatu hari, saya merasa bosan untuk pertama kalinya di kota sendiri. Ingin rasanya merantau ke kota orang, keluar dari zona nyaman yang selalu dikelilingi orang tua. Saya pun mengatakan keinginan saya kepada kedua orang tua, yang tentunya disertai dengan alasan logis berharap agar mereka memperbolehkan keinginan itu. Saya membayangkan seandainya bisa, saya berkuliah di Program Studi Kedokteran, Universitas Airlangga Surabaya. Membayangkannya saja sudah membuat saya senang bukan main. Prodi yang sangat saya idam-idamkan sejak kecil.

Pada awalnya, nenek dan keluarga saya yang berdomisili di Kediri, Jawa Timur; tidak merasa keberatan jika saya melanjutkan studi disana walaupun letaknya sangat jauh dengan tempat asal saya. Namun, setelah diperhitungkan dengan matang, masa studi saya di Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji belum selesai, masih ada kurun waktu sekitar 3 tahun dihitung setelah wisuda dari Madrasah Aliyah Al-Ikhsan Beji. Sehingga, dilihat dari banyaknya pertimbangan itu, diputuskanlah agar saya tetap melanjutkan studi di Purwokerto.

Kemudian, mengapa saya masuk di Universitas Islam Negeri Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto? Jawabannya tentu tidak semudah itu, karena sebelumnya telah ada berbagai drama yang panjang hingga akhirnya saya dihadapkan dengan 2 pilihan kampus dari keluarga saya di Purwokerto, yaitu:

  • Unsoed Purwokerto
    • Kampus ini ditawarkan ketika saya masih ingin melanjutkan studi di bidang kedokteran. Namun, tetap saja saya dihadapkan dengan berbagai masalah seperti; letak kampus yang jauh dari pondok, saya yang belum terampil dalam berkendara, serta banyaknya pergaulan yang tidak selalu berlandaskan dengan al-Qur’an dan Hadits karena memang background umum dari kampus itu sendiri. Hal inilah yang pada akhirnya ditakutkan akan membawa pengaruh buruk terhadap diri saya sendiri terutama karena sifat saya yang masih labil dalam bergaul dan memutuskan sesuatu.
  • UIN Saizu Purwokerto
    • Kampus ini merupakan pilihan kedua yang diberikan oleh keluarga saya, tentu dengan promosi dari mereka yang cenderung mendorong saya untuk melanjutkan studi di kampus ini. Kampus islam yang letaknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 15 menit jika ditempuh dengan kendaraan roda dua. Menurut mereka, kampus ini cocok dengan background keluarga kami yang cukup islami. Saya juga disarankan untuk mengambil Prodi Bahasa Arab seperti yang telah saya tekuni selama ini di Pondok Pesantren Al-Ikhsan Beji.

Pada akhirnya setelah pertimbangan yang matang, saya memutuskan untuk melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto seperti saran dari bapak saya. Adapun alasan-alasan yang lain, diantaranya :

  • Ingin menjadi pribadi yang lebih baik.
    • Realitanya, tidak ada manusia yang sempurna. Namun, adanya ketidaksempurnaan itulah yang membentuk dorongan lebih kuat untuk merubah diri sendiri menjadi pribadi yang lebih baik. Bagaimanapun, perubahan itu selalu ada, entah disadari atau tidak, drastis atau tidak, perubahan itu akan terlihat seiring berjalannya waktu. Kemudian, saya memutuskan untuk masuk salah satu prodi di UIN Saizu Purwokerto dengan harapan, saya bisa berproses menjadi pribadi yang lebih baik dari sana.
  • Menambah wawasan keilmuan, terutama dalam bidang keagamaan. 
    • UIN Saizu Purwokerto adalah Universitas Islam. Tentunya, saya berharap akan mendapatkan banyak wawasan keagamaan yang nantinya sangat dibutuhkan dalam menapaki kehidupan khususnya para mahasiswa di era modern ini.
  • Menjadi pribadi yang memiliki iman dan taqwa berlandaskan al-Qur’an dan Hadits.
    • Salah satu alasan yang menjadikan saya mengambil pilihan pada Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir adalah dengan harapan saya lebih memahami dan mampu mengimplementasikan nilai-nilai al-Qur’an di kehidupan sehari-hari saya dimana dalam prodi tersebut, membahas bagaimana al-Qur’an sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk umat islam.

Saya mendaftar UIN Saizu melalui mandiri tahap I jalur pesantren yang diterima tanpa tes masuk dengan syarat telah mondok selama 3 tahun. Pilihan yang saya ambil pada saat itu adalah Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir pada pilihan pertama, Prodi Bahasa Arab untuk pilihan kedua, dan terakhir dengan Prodi Tadris Matematika. Alhamdulillah, saya diterima di pilihan pertama, Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Walaupun awalnya, saya merasa bahwa saya telah salah masuk jurusan jika dilihat dari minatnya yang masih sedikit. Namun, setelah saya mendengarkan motivasi dari beberapa motivator, saya menemukan titik terang dimana Prodi IAT adalah pilihan prodi yang tepat untuk menyongsong masa depan agar tetap menjadi pribadi yang selalu mengimplementasikan nilai-nilai al-Qur’an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari.

Dan hari ini, tak terasa telah sampai di penghujung semester akhir. Banyak ilmu yang saya dapat saat menjadi mahasiswa tafsir UIN Saizu. Bukan hanya seputar al-Qur’an, tafsir ataupun hadits saja, saya pun belajar bagaimana memaknai hidup. Karena Allah SWT memberikan segala sesuatu bukan berdasar pada apa yang diinginkan hamba-Nya, melainkan berdasar pada apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya. Tetaplah bersyukur pada apa yang telah digariskan Allah SWT kepadamu. Sekian, terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun