Mohon tunggu...
Ummu Kulsum
Ummu Kulsum Mohon Tunggu... Wiraswasta - mompreneur

ingin menjadi manusia yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Hari Ibu di Indonesia dan Krisis Biaya Hidup di Inggris

26 Desember 2022   22:11 Diperbarui: 29 Desember 2022   20:31 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pemberdayaan perempuan, kegiatan pelatihan pembuatan piring lidi. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Bulan Desember 2022 masih tersisa beberapa hari sebelum tahun berganti. Bagi masyarakat Indonesia, Desember tidak hanya identik dengan liburan akhir tahunnya, tapi juga dengan Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22. 

Para ibu dan keluarga di seluruh penjuru nusantara memperingatinya dengan bermacam kegiatan. 

Ada acara kumpul-kumpul pakai kebaya lalu potong tumpeng, ada senam aerobik massal, ada acara berbagi sayuran, ada juga kejutan-kejutan kecil dari keluarga yang pastinya akan membuat Ibu-ibu terharu sepanjang hari. 

Ya, meskipun apa yang terjadi sebelum tanggal 22 biasanya juga akan terulang kembali di tanggal 23 Desember sampai 21 Desember tahun berikutnya. Namun, mengumpulkan hormon endorfin seharian saat Hari Ibu sudah cukup membuat akhir tahun terasa bahagia.

Bersamaan dengan gegap gempitanya peringatan Hari Ibu di Indonesia, dunia internasional mengabarkan berita yang kurang sedap mengenai krisis di Inggris. 

Negeri yang baru saja ditinggalkan ratunya itu, beberapa bulan terakhir mengalami lonjakan harga yang parah sehingga terjadilah krisis biaya hidup (The cost of living Crisis). 

Harga listrik dan energi lain naik tak terkendali, juga harga tempat tinggal dan kebutuhan pokok. Puncaknya, musim dingin pada Desember ini, warga Inggris harus memilih apakah harus membeli energi untuk menghangatkan badan, atau membeli makanan. 

Kelaparan, tuna wisma dan kemiskinan semakin merajalela, bahkan banyak wanita yang terpaksa menjadi pekerja seks komersial untuk bertahan hidup.

Adanya pandemi covid-19 dan perang Rusia-Ukraina, diklaim sebagai biang kerok krisis ekonomi di seluruh dunia. Indonesia, tanpa terkecuali juga berhadapan dengan ancaman krisis tersebut. 

Namun, sejauh ini daya tahan masyarakat Indonesia bisa diacungi jempol. Meskipun harga-harga juga naik, tapi banyak orang kreatif termasuk para ibu, yang bisa mencari berbagai celah untuk bisa bertahan dan bahkan meningkatkan pemasukkan keluarga.

Umumnya, dalam kehidupan keluarga di Indonesia, Ibu memiliki peran mengatur keuangan. Sukses atau gagalnya manajemen keuangan sangat bergantung dari bagaimana seorang manajer keuangan keluarga membuat keputusan-keputusan. 

Ibu yang bijak dan kratif akan membuat keamanan finansial keluarga terjamin.

Terlepas dari berapa jumlah pendapatan keluarga, sikap dan kebijakan dari seoarang ibu menentukan bagaimana nasib keuangan keluarga. 

Ibu yang bijak akan lebih berhati-hati, lebih kreatif dan tentunya selalu berpikir ulang dalam mengikuti gaya hidup hedonis. Banyak yang bilang, seberapa pun banyaknya uang yang dimiliki takkan pernah cukup untuk terus mengikuti gaya hidup hedonis.

Memasuki era digital, dengan segala kemudahan dan kecepatan informasi bisa saja menjadi peluang atau ancaman finansial keluarga. 

Sudah banyak kasus, bagaimana seorang ibu terjerat paylater dan pinjaman online (pinjol) baik untuk memenuhi kebutuhan hidup atau malah gaya hidup. 

Akar dari masalah ini, tentu saja kurangnya kepekaan terhadap pentingnya kebijakan keuangan, nafsu untuk mendapatkan sesuatu dengan instan dan kurangnya kreativitas. 

Agar tidak terus terulang, kasus-kasus seperti itu seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi para ibu di seluruh Indonesia. 

Di sisi lain, kita patut bangga pada para ibu yang telah menghembuskan angin segar dalam dunia ekonomi di Indonesia di era digital ini. Memanfaatkan internet dan media sosial, banyak bermunculan pengusaha baru dari kalangan wanita. 

Kreativitas mereka sangat jempolan. Membuat produk atau jasa dan memasarkan secara online, atau hanya memasarkan kembali (reseller) menjadi pilihan yang paling sering diambil. 

Ada pula yang menjadi konten kreator dan mendapatkan pemasukkan dari iklan dan endorsement. Tentu tanpa mengerdilkan perannya sebagai seorang ibu dalam rumah tangga.

Bahkan, jika kita melihat kehidupan di pedesaan, sebelum era ini datang, para ibu sudah kreatif terutama dalam hal swasembada pangan. Untuk makanan sehari-sehari, umumnya mereka memiliki beras hasil panen sendiri atau hasil upah bekerja saat masa panen. 

Ketika kondisi mendesak, keuangan sedang menipis, banyak komoditas yang biasanya ada di kebun atau sekitar rumah yang bisa dimanfaatkan untuk sayur seperti nangka muda, daun singkong, daun ubi, jantung pisang, bayam dan lain sebagainya. meskipun tidak semuanya, tapi mayoritas ibu-ibu di pedesaan seperti itu.

Kegiatan pemberdayaan perempuan juga semakin gencar dilakukan. Berbagai macam pelatihan dan pendampingan UMKM semakin memberikan peluang pada para ibu agar bisa meningkatkan taraf hidup keluarga, terutama dalam menghadapi ancaman resesi 2023. 

Semoga Ibu di seluruh Indonesia siap secara mental dan finansial juga semakin kreatif. Tentunya kita juga berharap krisis biaya hidup yang malanda Inggris tidak menjalar ke negara tercinta ini. 

Selamat hari Ibu dan selamat datang 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun