Pada kondisi saat ini, dimasa pandemi semakin banyak orang yang sibuk atas pekerjaan mereka dan aktivitas yang padat. Banyaknya tuntutan dan permasalahan akan sering dirasakan oleh banyaknya individu yang akhirnya akan memicu munculnya stress. Tidak hanya orang dewasa, remaja juga akan merasakan hal yang sama apalagi dalam kondisi pandemi saat ini tidak memungkinkan untuk mereka sekolah secara luring. Mereka harus duduk di depan layar laptop sambil mendengarkan guru mereka menjelaskan materi yang ia dapat, sehingga memunculkan sikap bosan dan terkadang menimbulkan suatu bentuk respon yang berbeda – beda seperti terjadinya gangguan mood (perasaan).
Sebagai manusia pasti kita pernah mengalami perubahan suasana hati yang relatif cepat dan tanpa kita sadar. Tidak hanya wanita yang mengalami perubahan suasana hati, laki – laki juga sering mengalami kejadian yang sama apabila mereka sedang dilanda stress. Perubahan suasana hati merupakan kondisi psikologis yang terjadi pada seseorang sebagai reaksi emosional terhadap situasi tertentu. Individu yang memiliki mood swings belum tentu dikatakan bipolar.
Perubahan suasana hati dapat terjadi dengan cepat maupun bertahap. Perubahan yang relatif cepat dengan kondisi yang bertolak belakang bisa menandakan gejala mood swings. Mood swings adalah perubahan suasana hati yang terlihat jelas dan terasa. Mood swings merupakan salah satu dari gejala gangguan mental yang dialami pengidap bipolar. Kondisi mood swings tidak mengganggu aktivitas sehari – hari sehingga akan dikatakan normal orang tersebut karena akan dikatakan sebagai hal yang biasa. Namun, apabila kondisi mood yang mengganggu aktivitas dapat dikatakan sebagai gejala bipolar.
Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang ditandai perubahan emosi yang cukup drastis. Seseorang yang mengalami bipolar cenderung merasa terpuruk atau senang, terkadang juga individu dengan gangguan bipolar merasa pesimis akan dirinya sendiri. Gangguan bipolar dapat terjadi oleh siapapun dan kapanpun. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai manusia untuk menjaga perasaan dalam suatu kondisi dalam lingkungan sekitar.
Apa sih, mood swings itu? Mood swing adalah perubahan mood atau suasana hati yang terlihat. Selama perubahan mood tidak mengganggu aktivitas sehari – hari maka akan dikatakan sebagai hal yang normal. Akibat dari mood swing bermacam, mulai dari akibat PMS (bagi perempuan), tidur yang berantakan, hormon, stress, hingga depresi. Akhirnya akan menimbulkan perubahan mood yang begitu cepat.
Sebenarnya, mood swings merupakan hal yang wajar bagi setiap orang ketika mengalaminya dalam sehari – hari. Menurut Grohol, psikolog asal Amerika Serikat semua orang di dunia bisa dibilang pernah mengalami mood swings (perubahan suasana hati) dalam hidup. Mulai dari anak muda, orang dewasa, hingga orang yang sudah berumur pernah mengalaminya. Oleh karena itu, mood swing masih dikatakan wajar selama tidak mengganggu aktivitas seseorang. Namun, apabila hal tersebut sudah mengganggu aktivitas sehari – hari itu tandanya mood swings terlalu berlebihan.
Bedanya dengan bipolar merupakan gangguan yang bersifat berulang yang menunjukkan suasana perasaan dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu (Organization, 1993). Gangguan bipolar merupakan salah satu diantara gangguan mental yang serius dan dapat menyerang seseorang (Parks, 2014). Gangguan ini sering dikaitkan dengan gangguan yang memiliki ciri yaitu naik turunnya mood, aktivitas dan energi (Mintz, 2015). Keadaan emosional orang dengan gangguna bipolar ekstrim dan intens yang terjadi pada waktu yang berbeda atau bisa disebut mood. Episode ini dikategorikan sebagai mania, hipomania, episode campuran dan depresi (Ahuja, 2011).
Menurut Aliansi Ganggunan Kejiwaan Nasional (NAMI), bipolar adalah gangguan yang ditandai oleh perubahaan mood atau perasaan yang parah. Gangguan ini sering disebut gangguan unipolar (depresi berat), dimana perubahan suasana hati yang hanya di satu kutub, sedangkan bipolar perubahan suasana hati ada di kedua kutub yang tinggi dan rendah (Parks, 2014)
Bipolar memiliki tiga tipe, yaitu Bipolar campuran, Bipolar II, dan Bipolar III. Bipolar campuran memiliki siklus yang bergantian antara episode mania – suasana hati normal – depresi – suasana hati normal – episode mania. Bipolar I ditandai dengan episode mania yang berat dan depresi berat (Ahuja, 2011). Gangguan bipolar tipe I ini ketika kondisi mania, penderita sering dalam kondisi "berat" dan berbahaya. Bipolar I memiliki satu episode mania. Bipolar tipe II ini penderita masih bisa melakukan aktivitasnya, tidak separah bipolar tipe I. Bipolar tipe ini, mudah tersinggung, kondisi depresinya berlangsung lama dibanding kondisi hipomania nya. Episode mania berlangsung secara tiba – tiba dalam kurun waktu 2 minggu hingga 4 - 5 bulan, sedangkan episode depresi cenderung lebih lama sekitar 6 bulan, namun tidak melebihi satu tahun kecuali pada orang yang lanjut usia (Ri, 2014).
Dalam etiologi bipolar, ada beberapa macam faktor yang ditemukan yaitu faktor biologis, faktor psikososial, dan faktor lain dari depresi. Pada faktor biologis, belum diketahui pasti penyebab dari bipolar (Jiwo, 2012). Dalam faktor biologis ini terdapat tiga indikasi yaitu genetik dan faktor biokimia. Pada faktor genetik, ditemukan adanya data keluarga yang menunjukkan bahwa apabila satu orang tua memiliki gangguan mood, maka seorang anak akan memiliki risiko antara 10 dan 25 persen mewarisi gangguan mood juga. Apabila orang tua memiliki gangguan bipolar, akan ada risiko pengaruh besar terhadap anak (Kaplan & Sadock's, 2015).
Risiko keluarga dengan gangguan mood bipolar sekitar 25% dan gangguan depresi sekitar 20%. Risiko anak – anak dari satu orang tua dengan gangguan mood bipolar adalah 27% dan dari keuda orang tua dengan gangguan mood bipolar adalah 74%. Maka dari itu, faktor genetik sangat berpengaruh dan dapat membuat individu rentan terkena gangguan mood (Ahuja, 2011).