Ramadan Bulan Menanam
Hari ini hari kesepuluh Ramadan. Puteri Ma'e libur berjualan kue. Karena, Â tidak ada yang mengantarkan kuenya ke pondok pesantren Al-Ishlah. Ma'e juga libur menulis kisah inspiratif. Meskipun demikian, Ma'e berusaha menulis untuk 'Tantangan Menulis Ramadan.' Kali ini Ma'e ingin menulis 'Ramadan Bulan Menanam'.
Ma'e sudah  hampir  renta. Sudah pensiun menjadi isteri. Karena, Ma'e masih mempunyai tanggungan membiayai anak bungsunya yang mondok maka mau tak mau  Ma'e harus bekerja  mencari nafkah.
Sebelum masa pandemi  Ma'e pernah bekerja menjadi pembantu rumah tangga di rumah tetangganya.  Setelah masa pandemi Ma'e tidak lagi bekerja di sana. Sehingga orang mengenalnya sebagai pengangguran.  Namun, sejatinya Ma'e bukanlah pengangguran.  Sehari-harinya Ma'e tetap bekerja, setidaknya bekerja menanam berbagai benih dan bibit tanaman. Ada  jambu kristal,  pisang dan alpukat di halaman rumahnya di desa.  Pepatah Arab  mengatakan bahwa siapa yang menanam maka kelak akan menuai hasilnya alias memanen.
Melalui menanam berbagai benih tanaman Ma'e belajar bersabar.  Setiap hari Ma'e harus  menyiramnya. Pada waktu-waktu tertentu Ma'e harus  memupuknya dan  membersihkannya dari gulma atau hama yang mengganggunya. Sehingga berbagai benihbtanamannya dapat tumbuh subur dan dengan izin-Nya Ma'e dapat memanennya.
Pada bulan Ramadan ini Ma'e tidak hanya menanam berbagai bibit tanaman buah tetapi juga berbagai bibit kebaikan agar kelak di akhirat Ma'e menuai hasilnya.
Hal ini menuntut Ma'e untuk belajar  bersabar dalam ketaatan. Sehingga Ma'e harus  tetap istiqamah berdzikir, bersholawat, beristighfar dan berdoa saat berada di kebun bersama tanaman.
Ketika Adzan berkumandang  Ma'e segera meninggalkan pekerjaannya di kebun dan bersegera menunaikan salat wajib. Sehingga benih cinta Ma'e kepada-Nya  tumbuh subur.
Ma'e  tidsk  tahu mana benih tanaman yang akan  tumbuh subur dan berbuah lebat sehingga dapat Ma'e panen. Ma'e tak  memikirkan  apakah bebit yang  Ma'e tanam  dapat  tumbuh sempurna  atau justru  mati merana. Yang Ma'e lakukan hanyalah  bagaimana agar tanaman-tanaman Ma'e salah satunya kurma bisa  tumbuh optimal.  Mau tak mau Ma'e  harus   menuntut ilmu tentang tanaman kurma agar Ma'e bisa merawat kurmanya dengan sebaik-baik perlakuan. Kemudian  bertawakal. Hasil akhir dari  usaha nya menanam Ma'e serahkan   kepada-Nya saja.
Dunia ini  adalah ladang tempat orang  bercocok tanam. Oleh karena itu dpada bulan Ramadan ini Ma'e mengajak dirinya  sendiri untuk menabur  benih-benih kebaikan sebanyak yang ia  mampu.
Dalam menanam benih kebaikan, seseorang harus melakukannya dengan niat untuk meraih rida-Nya semata. Sebab tanpa sebanyak apapun amal kebajikan seseorang tidak akan mengantarkannya masuk surga kecuali dengan rahmat-Nya.
Dalam sebuah hadits sahih Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seseorang darimu masuk surga karena amalnya. Para sahabat bertanya, Tidak pula engkau ya Rasulullah?" Beliau menjawab,"Ya, tidak pula aku, kecuali aku diliputi Allah dengan rahmat-Nya." (HR Ahmad no. 7167)