Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bertahan di Rumah Bocor

13 Desember 2022   21:22 Diperbarui: 13 Desember 2022   21:49 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada seorang  pun yang  ingin  tinggal di rumah bocor. Karena, jelas-jelas tidak nyaman berteduh di dalamnya. Tetapi, jika  tidak ada lagi rumah untuk berteduh, apa yang bisa diperbuat?

Tinggal di rumah bocor rupanya sudah menjadi bagian dari hidup Ma'e.
Sebelum menikah, Ma'e tinggal bersama orang tuanya di Surabaya. Genteng rumahnya landai. Tidak berbentuk lancip. Jadi rawan bocor. Bapak Ma'e yang arsitek pernah mengajari Ma'e ilmu pertukangan.  

Kalau gentengnya retak maka bagian yang retak diberi lem pipa yang dicampur semen. Kalau area bocor luas maka di atas genteng diberi karpet hitam. Kalau susunan gentengnya kurang rapi maka perlu dirapikan. Akhirnya setiap ada kasus genteng bocor, Ma'e yang naik ke genteng. Tentu kalau tidak ada orang laki-laki.

Setelah menikah Ma'e  tinggal bersama suaminya di sebuah rumah di desa. Rumah yang Ma'e tempati di desa bangunannya semi permanen. Separo berdinding tembok, separo berdinding papan.   

Berlantai plesteran. Beratap genteng biasa. Beberapa gentengnya ada yang retak. Mungkin karena tertampar angin topan dan hujan deras berkali-kali. Akibatnya terjadilah peristiwa yang tidak Ma'e inginkan yaitu rumah bocor.

Suami Ma'e berusaha memperbaiki kebocoran rumahnya dengan menyelipkan plastik UV di bawah genteng.

Selama kurun waktu tertentu plastik UV dapat mengatasi masalah kebocoran. Tetapi, setelah plastiknya  banyak yang robek karena sering tertimpa hujan, genteng pun bocor  lagi. Sementara suami Ma'e tidak mempunyai uang untuk memperbaikinya. Ma'e juga tidak punya uang untuk membeli plastik UV.

Setelah sekian tahun tinggal di desa, Ma'e pindah rumah ke kompleks perumahan, dekat sekolah tempat Ma'e mengajar. Ma'e ingin mendekati tempatnya bekerja agar tidak banyak mengeluarkan uang untuk ongkos transpor.

Ma'e dan keluarganya tinggal  di sebuah rumah kontrakan  sederhana type 36 di Blok K. Mereka betah tinggal di sini meskipun dapurnya bocor.

Setelah masa kontrakan rumah di Blok K habis dan pemilik rumah tidak mengizinkan Ma'e  memperpanjang maka Ma'e dan suaminya mencari rumah kontrakan baru.

Ma'e menemukan rumah kontrakan baru yang murah di Blok  L.  Dapurnya bocor. Sama seperti kondisi dapur kontrakan sebelumnya. Meskipun demikian, Ma'e dan keluarganya betah tinggal di sini.

Setelah beberapa tahun tinggal di rumah kontrakan Blok L, pemiliknya meminta Ma'e dan keluarganya pindah rumah karena rumahnya mau dijual. Ma'e dan keluarganya pun pindah ke rumah kontrakan lain.

Ma'e menemukan rumah kontrakan murah di Blok M. Kalau hujan, dapurnya bocor. Karena tidak ada dana untuk mengontrak rumah yang lebih baik maka Ma'e dan keluarganya  berusaha bertahan tinggal  di rumah  tersebut.

Betapa bahagia Ma'e;dan keluarganys tinggal di rumah tersebut. Selain biaya kontrak rumah di Blok M murah. Juga bisa berkebun di halaman samping rumahnya.

Beberapa tanaman yang pernah Ma'e budidayakan di lahan itu antara lain, cabe, tomat, bawang merah, terong, labu Siam, markisah, pepaya, pisang, dan  stroberi.

Belakangan  kondisi rumah kontrakan  Ma'e  sungguh memprihatinkan. Kusennya banyak yang dimakan rayap. Sejak minyak tanah langka,  Ma'e tidak lagi mengolesi bagian bawah kusen rumahnya  dengan minyak tanah. Akibatnya  rayap semakin berani menggerogotinya.

Dan yang paling memprihatinkan adalah  dapurnya bocor makin parah. Ketika hujan turun, Ma'e meletakkan waskom di beberapa titik yang terdampak bocor.

Lantai plesteran dapur selalu basah. Bahkan tergenang air. Apalagi ketika hujan deras. Terbayang 'kan bagaimana repotnya Ma,'e memasak di dapur saat hujan turun?  

Terkadang Ma'e harus menahan lapar kalau memang tidak bisa memasak.

Setelah anak lelaki Ma'e naik ke genteng dan memperbaikinya, bocornya berkurang.

Ma'e dan keluarganya berusaha bertahan tinggal di rumah kontrakan yang memprihatinkan itu.   Hingga tak terasa puterinya yang lahir di rumah itu sudah berusia  18 tahun dan menyelesaikan studinya di pondok  pesantren  tahfidz .

Sekian tahun berlalu. Suatu hari ada seorang tetangga mendatangi rumah  Ma'e. Katanya, Ma'e harus meninggalkan rumah kontrakan segera karena rumah kontrakannya sudah dibeli orang. Lalu Ma-e menghubungi anak-anaknya lewat WA. Anak-anak Ma'e sepakat untuk pindah rumah kontrakan segera.

Setelah anak lelaki Ma'e datang, Ma'e dan anaknya  mencari rumah kontrakan  secara marathon. Mulai dari rumah di Blok K sampai  dengan Blok M. Tetapi, tak ada satu pun rumah yang dikontrakan. Kalaupun ada, biaya kontraknya mahal sekali per tahun. Hampir dua kali lipat dari   biaya kontrak sebelumnya. Meskipun  demikian  Ma"e tak mau berputus  asa dari  rahmat-Nya.Beberapa hari berlalu. Akhirnya Ma'e mendapatkan informasi rumah kontrakan murah di Blok O. Setelah menemukan rumah kontrakan rumah dan  membayar uang kontraknya, Ma"e pun mengajak keluarganya  pindah ke rumah kontrakan  baru di Blok O.

Rumah kontrakan baru kondisinya jauh lebih baik dari rumah kontrakan sebelumnya. Sayangnya, ketika musim hujan dapurnya bocor. Anaklelaki Ma'e yang mencoba mengatasinya. Bagian bawah genteng yang bocor diberi plastik UV.

Meskipun rumah tempat tinggal Ma'e dan keluarganya sekarang masih ada yang bocor, mereka tetap "enjoy" tinggal di dalamnya. Karena, bagaimanapun juga rumahku adalah surgaku.

  -20-

Bondowoso, 13/12/2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun