Tanaman Katuk yang tumbuh di depan tanaman labu Siam mendadak berseru, "Kemarilah, Ma'e! Petiklah daunku. Dan masaklah aku bersama labu Siam!"
Ma'e tersenyum. "Baiklah, Katuk. Aku akan memetik daunmu dan kemudian  memasakmu bersama  labu Siam menjadi sayur bening."
Ma'e berjalan menuju ke tempat tanaman  katuk tumbuh dan kemudian memetik beberapa lembar daunnya.
"Alhamdulillah daunku bermanfaat," kata Katuk.
"Ma'e! Petik daunku juga. Biar aroma sayur beningnya harum dan segar!" Seru Kemangi.
Ma'e menghampiri tanaman Kemangi. Lalu Ma'e memetik beberapa beberapa lembar daun kemangi.
Mae  membawa semua sayur dan tempe  ke dapur. Ma'e akan mengolah semua bahan mentah itu menjadi  kuliner anti depresi.  Pada sesi pertama Ma'e membuat  sayur bening. Bahannya  labu Siam, daun katuk dan kemangi. Bumbunya irisan bawang merah, bawang putih, kunci, garam dan gula secukupnya. Â
Pada sesi kedua Ma'e membuat tempe penyet. Tempe digoreng. Lalu  dipenyet di cobek yang berisi sambal. Hmm, sungguh menggoda selera Ma'e. Meskipun bahannya sederhana. Sambalnya Ma'e buat dari tiga buah  tomat,  lima buah cabe rawit merah, dan  terasi yang sudah ditumis plus gula dan garam. Semua bahan itu  Ma'e haluskan di cobek.
"Alhamdulillah akhirnya aku punya sayur dan lauk untuk berbuka nanti," ucap  Ma'e usai memasak. Kesedihan Ma'e pun berkurang.
Setelah shalat Dhuhur dan tilawah,  Ma'e mengambil buku diari, menulis puisi. Kali ini Ma'e membuat puisi untuk  mencegah depresi. Judulnya Puisi Anti Depresi.
Dalam sendiri
Kau tak pernah sendiri
Kau tak akan sepi
Kau tak perlu sedih
Sebab ada Dia
Ada labu Siam dkk
Ada kata-kata
Ada cinta-Nya