Mohon tunggu...
Ummu Ditya Erliana
Ummu Ditya Erliana Mohon Tunggu... -

Dosen @UB_Official , konselor laktasi @AIMI_Malang , inisiator @YOTMalang dan relawan @BSMI_Malang

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

A Tribute to Mom Ayu

7 April 2014   06:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:58 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang sekitar pukul 11:23 AM, sebuah pesan BBM dari ibu berinisial IN yang tidak saya kenal sebelumnya masuk ke BB. Saya tidak pernah bertemu ibu tersebut sebelumnya. Ibu tersebut memperoleh pin saya dari teman kuliah saya. “Assalamualaykum mba Ummu. Mba bisa saya dapat info donor ASI untuk anak teman saya korban kecelakaan KA Malabar yang di Lawang (almh. Ayu)… Putranya Daffa, cowok, usia 7 bulan”. Saat itu, saya yang sedang berada di kelas @YOTMalang #YOTClass 2 tidak menyadari ada pesan yang masuk karena memang sedang fokus mengikuti kelas hari itu.

Setelah selesai #YOTClass, saya menuju ke stasiun untuk pulang ke rumah di Sidoarjo. Saya masih belum memegang BB karena fokus dengan novel “99 Cahaya di Langit Eropa” yang belum saya khatamkan tadi pagi saat di perjalanan kereta apai menuju Malang. Akhirnya saya baru menyadari adanya pesan tersebut dan membalasnya pukul 11:54 AM setelah sampai di stasiun.

Setelah menerima pesan tersebut, sambil tangan saya yang sedikit mendingin dan tubuh yang merinding, saya meneruskan pesan tersebut ke group whatsapp pengurus @AIMI_Malang . Betapa terkejut dan pedih hati saya mendapati seorang kawan yang merupakan pengurus mengatakan bahwa bunda Ayu meninggal saat sedang memompa/memerah ASI di toilet kereta api. Bunda Ayu tergencet di dalam toilet saat peristiwa kecelakaan terjadi. Bunda Ayu adalah 1 dari 3 korban yang meninggal dalam kecelakaan kereta api Malabar jurusan Bandung – Malang yang terguling akibat rel yang longsor di daerah Ciawi. Pelupuk mata saya meleleh.

Sesampainya di rumah, saya memeluk mama erat. Dengan merinding, saya cerita ke mama tentang apa yang baru saja saya alami. Betapa hikmah yang Allah titipkan hari ini membuat saya sadar ibu adalah pahlawan bagi semua anak di dunia. Tanpa lelah memperjuangkan memberikan makanan terbaik bagi bayi (ASI), meski harus menahan lelah dan berada di tempat yang kurang nyaman (toilet merupakan tempat yang kurang layak untuk memerah ASI karena jelas penuh dengan kuman dan belum tentu memiliki bau yang sedap). Semoga kelak pemerintah lebih menghargai hak asasi ibu menyusui dan menyediakan tempat yang lebih layak bagi ibu yang ingin menyusui di tempat-tempat umum, sehingga tidak harus berjuang di toilet, gudang, atau tempat tidak layak lain ketika mereka harus menyusui atau memerah ASI.

Alhamdulillah, Insya Allah besok pihak AIMI Malang akan menghubungi ayah atau wali dari Muhammad Daffa Althaf Purnama. Semoga Daffa dapat memperoleh ASI minimal hingga umurnya 1 tahun. Syukur jika ada yang ingin mendonor ASI hingga dia berusia 2 tahun. Semoga bunda Ayu tenang di sisi Allah SWT. Semoga dapat terhitung sebagai kematian dalam keadaan jihad. Amin ya Rabbal alamin. Daffa, kelak kau akan bangga nak, memilki ibu kandung yang luar biasa hebat memperjuangkanmu. I’m grateful to be a lactation counselor. I’m really proud with Mom Ayu. This is a tribute for mom Ayu. I hope, this simple note will inspire other moms to be fighter and more survive to breastfeed her baby.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun