Mohon tunggu...
Ummu Aisyah
Ummu Aisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga, Pengemban Dakwah

Ibu rumah tangga yang juga aktif di komunitas mengaji ibu-ibu dan remaja. tertarik mendalami dunia remaja dalam sudut pandang islam, melihat segala permasalahan dari sudut pandang islam dan menggali solusinya dalam islam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kapitalisasi Pendidikan Berujung Pembullyan Siswa

24 Januari 2025   06:25 Diperbarui: 24 Januari 2025   06:18 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : istock

Kamelia (38), Ibu dari M (10) tak kuasa menahan tangis sangat mendapati anaknya dihukum duduk di lantai tanpa dibolehkan mengikuti pelajaran sejak 6 hingga 8 Januari 2025. Kamelia merupakan seorang relawan, sementara suaminya bekerja bangunan. Selama ini membiayai sekolah mengandalkan bantuan dari KIP. Sayangnya, KIP tak kunjung cair sehingga belum bisa membayar SPP (kompas 12/01/2025).

Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menilai tindakan guru memberikan hukuman pada siswa karena menunggak SPP dengan menyuruhnya duduk di lantai sangatlah tidak etis. Secara psikilologis tentu perlakuan tersebut akan berdampak buruk pada kepercayaan diri anak dan kesehatan mental anak. Ia mendorong Pemda turun tangan agar menangani kasus ini. Sekolah diminta untuk menjalin komunikasi dengan orang tua agar guna mencari solusi pembayaran (kompas 12/01/2025).

Pendidikan merupakan hak seluruh rakyat. Sayangnya, negara belum mampu memberikan pendidikan yang layak bagi rakyatnya. Negara belum mampu menyediakan sarana, prasarana, fasilitas, tenaga pengajar yang bisa menampung seluruh peserta didik. Dalam sistem kapitalisme saat ini, kekurangan negara dalam memberikan hak pendidikan bagi rakyat merupakan peluang bagi pihak swasta untuk memberikan pendidikan melalui hadirnya sekolah-sekolah swasta.

Namun, sekolah swasta berbeda dengan sekolah milik negara. Sekolah swasta memiliki pendanaan yang bersumber dari peserta didik. Sekolah akan mentarif sejumlah biaya yang harus dibayarkan oleh peserta didik. Biaya yang dibayarkan oleh peserta didik biasanya dialokasikan untuk operasional, gaji pengajar, perbaikan sarana dan fasilitas belajar. Semakin mahal biaya yang dibayarkan peserta didik, semakin baik sarana dan fasilitas yang diberikan sekolah.

Dalam sistem kapitalisme saat ini, pendidikan seolah menjadi sebuah komoditas. Tidak heran bahkan di kota-kota besar biaya pendidikan sekolah swasta bisa mencapai puluhan bahkan juta untuk tingkat sekolah dasar. Keinginan orang tua untuk mendapatkan pendidikan terbaik bagi anaknya menjadi peluang untuk mendapatkan keuntungan bagi sebagian orang.

Kasus dihukumnya siswa akibat menunggak SPP di sekolah swasta adalah akibat tidak seriusnya pemerintah dalam menjamin pendidikan bagi seluruh rakyat. Sudah semestinya negara menganggap penting urusan pendidikan ini sebagai kebutuhan mendasar bagi seluruh rakyatnya.  

Dalam pandangan Islam,  pendidikan adalah kewajiban negara kepada rakyatnya. Negara akan memberikan pendidikan terbaik secara gratis di kota dan desa, dari sisi kurikulum, guru, fasilitas. Sehingga tidak ada kesenjangan output pendidikan kota dan desa. Tidak ada perbedaan kualitas sekolah negeri dan swasta yang berbayar.

"Imam (penguasa) adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang ia urus." (HR Bukhari).

Setiap pemimpin yang lahir dari sistem Islam memiliki kesadaran bahwa ia akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah swt. Sehingga akan merealisasikan segala bentuk riayah (mengurus) rakyatnya. Termasuk dalam bidang pendidikan.

Pendidikan merupakan layanan publik yang ditanggung langsung oleh negara. Pendidikan diberikan secara gratis untuk semua warga, baik untuk siswa kaya maupun miskin. Melalui pendidikan lah generasi-generasi terbaik masa depan akan lahir mengisi dan memimpin peradaban. Maka sudah selayaknya negara memberikan pendidikan terbaik bagi rakyatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun