Penulis : IkeuÂ
Pada ahad 24 November 2024 sekitar 100 orang lebih dengan sebagian besar kalangan ibu-ibu mengikuti kajian dengan tema "Ibu dan anak sejahtera dibawah naungan Islam". Acara dibuka dengan sambutan dari moderator dilanjutkan dengan tayangan pengantar materi tentang kisah dari ibunda Salahudin Al-Ayubi bagaimana beliau berhasil mendidik hingga mencetak generasi emas panglima perang serta penakluk kota Yerusalem hingga berhasil menyatukan negara-negara Islam.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber. Narasumber menyampaikan materi dari mulai mempertanyakan kesejahteraan dan menyampaikan fakta saat ini, dimana para ibu sebagian besar dipusingkan oleh harga-harga sembako yang kian melonjak. " Harga ayam, telur, daging pada naik. Apalagi sebentar lagi mengahadapi bulan ramadhan para ibu bukan memikirkan untuk berapa kali khatam al-qur'an tapi sibuk memikirkan biaya-biaya yg harus dikeluarkan untuk bahan makanan dan pakaian saat ramadhan dan lebaran." ujarnya.
Saat ini kita berada dibawah kepemimpian presiden yang baru. Biasanya ada pertanyaan apa harapan terhadap kepemimpinan yang baru ini. Dan harapan masyarakat termasuk ibu-ibu, mereka berharap agar biaya pendidikan murah, visi misi berjalan sesuai yang telah disampaikan diawal saat kampanye, tersedianya banyak lapangan pekerjaan, meningkatnya kualitas pendidikan serta stabilnya harga pangan.
Berbicara tentang keluarga, keluarga adalah istitusi terkecil dalam masyarakat tempat bernaung ibu dan anak. " sebenarnya yang mempunyai kewajiban untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari keluarga adalah suami sebagai kepala keluarga" sambung pemateri. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini kondisi ekonomi sedang sulit. Dimana banyak terjadi phk, sulit mendapatkan pekerjaan menjadikan biaya hidup semakin berat. Sehingga para suami dan ayah sulit untuk memenuhi kebutuhan tersebut sekalipun sudah bekerja bahkan bukan hanya satu jenis pekerjaan saja.
Ini memunculkan peran ganda pada seorang istri. Dimana para istri terpaksa ikut turun tangan untuk mencari nafkah. Kondisi ini membuat peran istri dan ibu semakin berat, baik secara fisik merasa capek degan pekerjaan diluar dan pekerjaan dirumah sebagai ibu rumah tangga serta secara psikologis (stres) tertekan pikiran dan perasaan. Hingga berdampak pada perhatian, perawatan dan tumbuh kembang anak. Menjadikan seorang ibu mudah emosi saat menghadapi anak dan kehidupan sehari-hari. Salah saru contohnya adalah banyak ibu yang berakhir pada penganiayaan anak.
Ini menunjukan bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh penguasa tidak menyelesaikan masalah. Padahal yang seharusnya bertanggungjawab atas kesejahteraan masyarakat adalah negara dengan merealisasikan kebijakan yang telah ditetapkan. Pertama, menjamin pemenuhan kebutuhan. Kedua, membangun sarana prasarana pendidikan kesehatan dan transportasi murah dan mudah. Ketiga, menyediakan lapangan pekerjaan yang memadai.
Bahwa kesejahteraan masyarakat mulai dari hal terkecil erat kaitannya dengan penerapan politik ekonomi sebuah negara. Saat ini kita berada dibawah penerapan sistem demokrasi ekonomi kaptalisme dimana dalam sistem ini rakyat dibiarkan berjuang sendiri memenuhi kebutuhan hidup, negara abai hanya berperan sebagai regulator dan fasilitator saja. Berbeda dengan sistem Islam benar-benar diterapkan dengan menjamin kesejahteraan masyarakat.
"Hukum asal seorang wanita dalam Islam adalah ibu bagi anak-anak dan pengelola rumah suaminya. Ia adalah kehormatan yang wajib dijaga."Rasulullah saw. bersabda, "Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para perempuan." (HR. Muslim) Dalam Islam, perempuan tidak diwajibkan untuk bekerja, tapi boleh bekerja. Bekerja bagi perempuan bukan karena tekanan ekonomi, tapi hanya sebagai amal sholih bagi masyarakat.
Fungsi negara dalam Islam sebagai raa'in, yaitu pengurus urusan rakyat, termasuk pengurusan hajat hidup publik sebagaimana tuntutan syara."Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya." (HR. Ahmad dan Bukhari)Negara bertanggung jawab memastikan terpenuhinya kebutuhan asasi masyarakat.