Mohon tunggu...
Ummu Aisyah
Ummu Aisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga, Pengemban Dakwah

Ibu rumah tangga yang juga aktif di komunitas mengaji ibu-ibu dan remaja. tertarik mendalami dunia remaja dalam sudut pandang islam, melihat segala permasalahan dari sudut pandang islam dan menggali solusinya dalam islam.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aspirasi Dibungkam, Forum Perkumpulan Anak Bangsa Dibubarkan

30 September 2024   12:12 Diperbarui: 30 September 2024   12:12 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis : Rini Febiani 

 

Demokrasi kembali dicederai. Sabtu, 28 September 2024 sejumlah orang tak dikenal (OTK) berhasil masuk ke dalam Hotel Grand Kemang, Mampang, Jakarta Selatan. Yang pada saat itu Forum Tanah  Air (FTA) sedang melaksanakan diskusi Kebangsaan yang digelar para dispora.

Diskusi yang menghadirkan sejumlah tokoh, seperti Din Syamsuddin, Abraham Samad, Fefly Harun, Marwan batubara, Said Didu, Rizal Fadhilah, Sunarko, dan Tata Kesantra, semula dirancang untuk menjadi dialog antara Diaspora Indonesia di Luar Negeri dan sejumlah aktivis mengenai masalah kebangsaan dan kenegaraan.

Namun sangat disayangkan acara diskusi ini harus terganggu oleh aksi masa yang dimulai dari sejak pagi hari. Kelompok masa tersebut berorasi dengan menggunakan mobil komando. Menurut Tata Kesantra ketua FTA  isi orasi yang disampaikan "Tidak terlalu jauh pesan yang disampaikan, kecuali mengkritik para narasumber yang diundang dan membela rezim Presiden Jokowi (kompas,28/10/2024).

Keadaan semakin memanas ketika para OTK berhasil masuk ke dalam forum dan menghentikan secara paksa. Bahkan aksi yang dilakukan sangat anarkis, dengan merusak berbagai peralatan yang ada di dalam hotel. Bukan hanya itu, aksi anarkis mereka menyebabkan 2 security hotel terluka karena mengamankan situasi yang terjadi.

Direktur Eksekutif SETARA Institusi Halili Hasan, "Mengecam keras terjadinya pembubaran diskusi secara paksa tersebut oleh aksi premanisme tersebut. Tindakan pembubaran diskusi merupakan teror terhadap kebebasan berekspresi dan ancaman atas ruang sipil yang semakin menyempit. SETARA Institute juga mengecam tindakan pembiaran yang dilakukan oleh aparat kepolisian atas aksi premanisme dalam pembubaran diskusi oleh sejumlah orang tersebut". (kumparan.com, 28/9/2024).

Pengamat Politik Rocky Gerung yang merupakan bagian dari pendiri FTA ini kecewa dengan aksi premanisme tersebut. Padahal forum tersebut menjadi forum diskusi anak bangsa yang peduli terhadap bangsa ini. "Forum itu secara rutin memang membuat evaluasi kehidupan ekonomi, politik, sosial dan kebudayaan tuh". Dan masih menurut Rocky "sangat jelas bahwa rezim ini masih berupaya untuk meneror pikiran. Jadi teroro pikiran itu adalah bagian paling buruk dalam kebebasan." (wartakotalive.com,29/09/2024)

Konon kebebasan berpendapat dalam sistem demokrasi adalah salah satu hal yang dijamin. Nyatanya melalui kejadian ini kita bisa melihat bahwa yang dimaksud bebas berpendapat ini adalah pendapat yang tidak menyenggol kekuasaan dan tidak membahayakan eksistensi kekuasaan. Maka pendapat itulah yang diberikan kebebasan. Namun ketika pendapat atau gagasan yang menyoal tentang kerusakan sebuah rezim akan langsung dibungkam. Momen ini harus menjadi cermin yang membelalakan mata kita bahwa demokrasi tidak bisa membawa perubahan. Ketika aspirasi dianggap sebagai sebuah ancaman.

Sistem Islam Menerima Kritik

Sangat berbeda pada sistem Islam. Nasehat atau kritikan dari rakyat terhadap penguasa adalah  upaya amar makhruf nahi munkar atau muhasabah sebagaimana yang Allah wahyukan dalam Al Qur'an Surat Ali Imran:110, yang merupakan bagian dari ciri umat terbaik "Kamu adalah umat yang terbaik dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makhruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah ". 

Dalam khazanah islam bahkan disebutkan bahwa nasehat atau kritik terhadap penguasa disebut sebaik-baik jihad. Al Thoriq menuturkan sebuah sebuah riwayat, "Ada seorang laki-laki mendatangi Rasulullah Saw seraya bertanya, "Jihad apa yang paling utama? Rasulullah menjawanb,"Kalimat hak (kebenaran) yang disampaikan kepada penguasa yang zalim." (HR. Imam Ahmad).

Batasan muhasabah kepada penguasa adalah pada kebijakan yang diterapkan. Bukan mengkritik, bahkan menghina pribadi penguasa. Hal ini, sudah menjadi tradisi sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin. Beliau menyatakan tradisi intelektual masa lalu adalah mengoreksi penguasa untuk menerapkan hukum Allah Ta'ala.

Salah satu contoh pada masa Umar Bin Khatab, menjamin aspirasi rakyatnya. Pada saat itu beliau menerima kritikan seorang wanita terkait pernyataan Umar yang melarang memahalkan mahar. Umar membatasi mahar tidak lebih dari 12 uqiyah atau setara dengan 50 dirham. Wanita tersebut membacakan firman Allah SWT: "Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang harta yang banyak. Maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Maka apakah kamu akan mengambil kembali dengan jalan tuduhan dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?"

Demikianlah cara Khilafah menanggapi kritikan warganya. Dalam sistem yang shahih ini, kritikan tidak dianggap sebagai beban bahkan menjadi saran kontrol masyarakat. Namun dalam sistem yang batil ini, kritikan akan dianggap sebagai serangan atas individu dan wujud kebencian.

Khatimah

Sangat disayangkan kepedulian anak bangsa terhadap carut marutnya negara indonesia direspon anarkis oleh sekelompok orang. Demokrasi saat ini tidak menghendaki aspirasi-aspirasi dari anak bangsa. Maka sudah saatnya anak bangsa memikirkan perubahan bukan hanya sebatas pada rezim melainkan sistem yang dijalankan oleh rezim pun harus diubah. Sudah saatnya umat berjalan pada risalah yang dibawa oleh Rasulullah dan menjalankan apa yang menjadi risalahnya dalam naungan sistem Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun