Mohon tunggu...
ummu dima
ummu dima Mohon Tunggu... -

belajar dari anak, yang sudah berani bikin karangan sejak duduk di kelas 4 SD...

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Nggliyeng Setelah Berbuka Puasa?

29 Mei 2010   03:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:53 6617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini adalah pengalaman saya setiap kali berbuka puasa.Seperti layaknya orang umum, saya berbuka puasa dengan segelas teh hangat ditambah camilan berupa pisang goreng atau kolak pisang. Tak sampai lima menit setelah berbuka, saya langsung merasakan kepala terasa berat, pusing (nggliyeng, bahasa jawa, red) dan akan pulih kembali kira-kira dua jam setelahbuka puasa. Inipun pakai acara tiduran dulu....

Saya yakin ada sesuatu yang salah, tapi apa??Tidak mungkin karena “PUASA” nya, tapi kalau bukan karena puasanya, berarti cara berbukanya dong? Tapi yang salah dimana??

Dari Anas bin Malik: Rasulullah berbuka dengan kurma (rutab, kurma basah) sebelum sholat, jika tidak ada rutab, beliau berbuka dengan tamr (kurma kering) tapi jika tidak ada kurma kering, beliau berbuka dengan seteguk air (HR Ahmad dan Abu Daud).

Kebiasaan kita dalam berbuka puasa, kita selalu memulainya dengan yang manis-manis dengan anggapan seperti yang dicontohkan Rosulullah, yaitu dengan kurma (yang rasanya manis).Padahal antara kurma dan yang manis-manis yang kita makan, tidak sama.

Ketika berpuasa, kadar gula darah kita menurun. Kurma sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah, adalah karbohidrat kompleks, bukan gula (karbohidrat sederhana). Karbohidrat kompleks, untuk menjadi glikogen, perlu diproses untuk dicerna dan diserap pelan-pelan, sehingga makan waktu. Sehingga kadar gula dalam tubuh naik secara perlahan.Sehingga tidak membuat pusing ketika kita berbuka puasa.

Berbeda dengan gula, atau makan yang manis-manis, kadar gula darah akan langsung melonjak naik. BUM!Nggliyenglah kepala.... karena gula (karbohidrat sederhana) langsung bisa diserap tubuh, tidak memerlukan proses yang panjang untuk menguraikannya.

Darimana asalnya sebuah kebiasaan berbuka dengan yang manis-manis?? Tidak jelas. Malah sudah menjadi kebiasaan umum di masyarakat, seakan-akan berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang manis adalah ‘sunnah Nabi’. Sebenarnya tidak demikian. Bahkan berbuka puasa dengan makanan manis-manis yang penuh dengan gula (karbohidrat sederhana) justru merusak kesehatan.

Mulai sekarang, berbuka puasa mulailah dengan buah yang manis dan air putih saja. Tidak langsung makan atau minum yang manis.Sehingga kita bisa menghindari lonjakan insulin, yang membuat kepala pusing dan nggliyeng.Dan kita bisa benar-benar memahami, bahwa puasa memang baik untuk kesehatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun