Bulan ramadhan merupakan bulan penuh keberkahan dan kemuliaan. Bulan ini disebut juga dengan bulan 'syahrun mubarak'. Hal ini berdasarkan pada dalil hadist Nabi Rasulullah SAW yang artinya : "Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian". (HR. Ahmad, An-Nasa'i dan Al-Baihaqi). Dan juga bahwa setiap ibadah yang dilakukan di bulan ramadan, maka Allah akan melipat gandakan pahalanya. Dan di dalam bulan penuh kemuliaan dan keberkahan ini maka tidak hanya keberkahan di dalam menuai pahala, namun banyak keberkahan lainnya. Puasa ditinjau dari aspek ekonomi, maka ramadan memberi keberkahan ekonomi bagi para pedagang dan lainnya.Â
Siapa sih yang tidak senang dengan kehadirannya bulan ramadhan ini? Pasti semua umat muslim menyambut dengan bahagia adanya bulan penuh berkah ini. Hanya saja ramadhan kali ini dan tahun lalu tidak seperti ramadhan pada biasanya. Suasana hangatnya ramadhan menjadi berkurang karena adanya pandemi. Bnayak masyarakat yang ekonominya mengalami penurunan misalnya dikarenakan ada yang kehilangan pekerjaan akibat dari pengurangan karyawan di tempat kerjanya.Â
Ramadhan tahun lalu yang sama sekali tidak ada kegiatan yang intinya mengundang atau membuat orang berkerumunan sudah berbeda dengan ramadhan pada tahun ini. Dalam rangka memeriahkan ramadhan pada tahun ini, pemerintahan Girirejo atau lebih tepatnya pengelola Bumdes membuka bazar ramadhan yang lokasinya berada di kawasan kuliner Bumi Arum, Jl. Imogiri-Mangunan Dlingo. Bazar ini diberi nama Bumdes Mahanani, karena memang bazar ini berada di bawah pemerintahan Bumdes  desa Girirejo. Meskipun begitu pelaksanaan bazar ini tetap dengan melaksanakan protokol kesehatan, karena seperti yang kita tahu di Indonesia ini memang belum sepenuhnya terbebas dari virus yang menyerang dunia dari tahun lalu ini.
Bumdes sendiri memiliki kepanjangan badan usaha milik desa. Bumdes merupakan badan yang dibentuk atas inisiasi masyarakat dan/atau pemerintah desa untuk mendayagunakan segala potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.Â
Namun, Bumdes saat ini telah bekerja sama dengan beberapa kementerian, BUMN, Perguruan Tinggi dan NGO untuk menyelenggrakan program Scale Up Bumdes yang diawali di awal tahun 2021 kemarin. Program ini akan menyasar kurang lebih 1.000 Bumdes di seluruh Indonesia (5-100 Bumdes per provinsi, 2 Bumdes per kabupaten). Tujuan umum dari program ini adalah untuk meningkatkan kinerja Bumdes dan mencetak Bumdes-Bumdes percontohan. Tujuan khususnya ada empat: 1)penguatan manajemen Bumdes, 2)peningkatan inovasi produk dan layanan, 3)transformasi digital, 4)penguatan kemitraan Bumdes-Industri-Kampus.Â
Dengan adanya program Scale Up Bumdes ini tentu saja membuat masyarakat dan pemerintahan desa lebih antusia untuk mengelola Bumdes yang telah ada di desanya. Karena program ini tidak dipungut biaya dan sepenuhnya dibiayai dari dana CSR dan HIBAH. Tentu saja tetap harus denganseleksi untuk bisa bergabung atau ikut serta dengan program ini.Â
Selain masyarakat setempat, pemerintahan desa, dan pemuda, mahasiswa juga bisa ikut turun tangan untuk mengelola program Scale Up Bumdes tersebut, dengan begitu mahasiswa lebih mempunyai pengalaman dan membuka wawasan baru sehingga dapat terciptanya suatu inovasi baru untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang sejalur dengan program tersebut dan menaikkan nama Perguruan Tinggi itu sendiri di bidang perekonomian.Â
Ummu Fathin Nurul Faridah PBSI Universitas Ahmad Dahlan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H