Katanya, memegang peran sebagai mahasantri itu berat. Mahasiswa dan santri; mahasantri. Dua kewajiban utama yang harus dituntaskan adalah "sinau dan ngaji". Keduanya sama pentingnya, harus seimbang dan tak boleh berat sebelah. Seringkali, berbagai tuntutan dan beban yang dipikul menjadikan salah satu diantara keduanya terabaikan. Misalnya saat terlalu larut mengikuti berbagai organisasi dan kepanitian, ditambah tuntutan tugas yang terus datang, maka seringkali justru ibadah dan mengajilah yang dilalaikan. Menunda sholat wajib, hafalan stuck dan tidak bertambah, malas-malasan dan tidak ada waktu untuk tadarus, dan kelalaian-kelalaian lainnya. Hal ini menjadi perkara yang perlu diperhatikan dan dievaluasi. Menjadi mahasiswa adalah sebuah previllage, tetapi menjadi seorang mahasantri adalah keistimewaan yang tak semua orang mampu.
      Di era globalisasi yang terus berkembang dengan pesat, jangan sampai kita menjadi generasi yang tergerus oleh teknologi. Jangan biarkan nilai-nilai dan norma kehidupan luntur seiring dengan munculnya berbagai trend dan modernitas yang tak ada hentinya. Menjadi mahasantri adalah salah satu langkah konkrit untuk tetap mempertahankan nilai-nilai spriritualitas dan norma di tengah maraknya penyimpangan-penyimpangan dan kenakalan di kalangan mahasiswa. Akan tetapi, tak ayalnya banyak mahasantri yang merasa kewalahan mengemban dua peran sekaligus; menjadi mahasiswa dan santri. Memang pada praktiknya menjadi mahasantri tidaklah mudah. Dibutuhkan kesungguhan dan kerja keras untuk dapat beradaptasi dan menjalankan keduanya dengan baik. Mahasantri dituntut untuk bisa membagi waktunya dalam 24 jam agar cukup untuk melaksanakan berbagai kewajiban yang harus diselesaikan. Padahal, tak sedikit juga dijumpai mahasantri yang aktif di kegiatan kampus seperti berorganisasi, mengikuti kepanitiaan, melakukan pengabdian, dan lain sebagainya. Bahkan, ada pula yang sukses menyandang gelar baru sebagai seorang  wirausahawan/wati, mengikuti komunitas di luar kampus dan melakukan berbagai kesibukan lainnya. Pertanyaannya adalah: bagaimana bisa di tengah padatnya kegiatan yang terus memberondong mahasantri tetap mampu produktif? Yuk simak kiat-kiat menjadi produktif ala mahasantri.
Kemampuan Memanajemen Waktu dengan Baik
Tak bisa kita sangkal bahwa "time management" atau manajemen waktu adalah suatu kemampuan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap individu, termasuk mahasantri. Kunci dari produktivitas adalah manajemen waktu. Manajemen waktu adalah bagaimana cara kita membagi dan mengelola waktu yang kita miliki untuk berbagai aktivitas agar memaksimalkan produktivitas supaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan manajemen waktu yang baik memungkinkan kita untuk dapat menyelesaikan banyak aktivitas setiap harinya.
Buat To Do List
Tips menjadi produktif ala mahasantri yang kedua adalah buatlah to do list. Buatlah daftar kegiatan yang akan kita lakukan selama satu hari penuh. Catat dan perhatikan setiap waktu kegiatan. Ini penting karena manusia adalah makhluk pelupa. Maka, dengan membuat to do list, akan sangat memudahkan untuk mengingatkan agenda apa saja yang akan diri kita kerjakan pada hari itu. Membuat to do list juga menjadi langkah sederhana untuk hidup teratur dan terencana. Apalagi, saat ini banyak sekali aplikasi to do list yang ada di play store dengan berbagai fitur yang sangat menarik. Kita juga bisa membuat to do list secara manual dengan menggunakan kertas warna dan menempelkannya pada area yang mudah dijangkau oleh penglihatan kita.
Pahami Prioritas
Prioritas santri adalah ngaji, sementara prioritas mahasiswa adalah kuliah. Maka, sebagai mahasantri ada dua prioritas, yaitu kuliah dan ngaji. Kita perlu memahami dua prioritas penting tersebut. Keduanya harus berjalan seimbang dan beriringan. Waktunya kuliah digunakan untuk kuliah, waktunya ngaji digunakan untuk ngaji. Beri waktu dan porsi yang adil bagi keduanya. Jangan sampai ada salah satu prioritas yang terabaikan. Upayakan untuk mengikuti kegiatan kampus dan pondok dengan baik. Jika waktunya bersamaan, tentukan dan pertimbangkan mana kegiatan yang lebih penting dan mendesak. Selain itu, jangan sampai timbul dalam pikiran kita untuk meremehkan salah satunya. Sebab sejatinya, mengaji dan kuliah adalah tugas wajib seorang mahasantri. Â
Jangan Menunda
"Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak menebasnya, maka ialah yang akan menebasmu," begitulah pesan mendalam yang disampaikan oleh Imam Syafi'i. Seorang imam besar telah berpesan demikian. Ini menunjukkan betapa pentingnya kita menggunakan waktu dengan produktif dan efektif. Waktu tak bisa menunggu, maka jangan latih diri kita untuk menunda. Jangan rawat kebiasaan menunda. Menunda adalah awal dari kesulitan yang akan kita hadapi di akhir. Seringkali berbagai distraksi yang ada membuat kita menunda suatu kegiatan. Contoh sederhananya adalah scroll media sosial. Awalnya hanya berniat membuka instagram selama 10 menit, eh tau tau sudah satu jam berselancar di dunia maya. Akhirnya tugas yang menjadi prioritas tidak tuntas.
Hal lain yang kerapkali membuat mahasantri menunda pekerjaannya adalah terlalu asyik mengobrol. Ya, benar sekali. Mengobrol dan "gojekan" kalau bahasa ala santri, adalah dua hal yang sepertinya sulit untuk dilewatkan. Baru sadar setelah obrolan berjalan sepanjang jalan kenangan, eh... maksudnya berjalan hingga berjam-jam. Tentunya hal tersebut membuat kita sebagai mahasantri melupakan kewajiban atau prioritas lain. Sesekali boleh mengobrol dan bercanda dengan teman, tetapi perlu memperhatikan waktu dan kondisi.
Kurangi Begadang
Katanya, tidak afdhol jika mahasantri tidak begadang. Memangnya iya? Sudah sejak dulu begadang menjadi kebiasaan buruk yang terus dirawat. Apalagi saat ini begadang bukan lagi dengan tujuan tirakatan, tetapi scroll media sosial berkepanjangan. Alangkah baiknya, agar memiliki kualitas tidur yang baik, jam tidur kita juga harus cukup atau ideal. Tidur awal lalu bangun lebih awal. Tubuh fresh, ambil wudhu, dan laksanakan sholat tahajud. Lalu lakukan kegiatan seperti belajar atau melanjutkan hafalan. Waktu sebelum shubuh adalah waktu emas untuk menggunakan otak kita yang masih fresh. Selain itu, tidur awal dan tidak begadang menjadikan tubuh fit di pagi hari sehingga akan semangat menjalani hari. Meski begitu, mahasantri memang kerap dikaitkan dengan kebiasaan begadang untuk memenuhi berbagai kewajiban, tetapi tak ada salahnya untuk mengupayakan tidur lebih awal.
Buat Rutinitas Tidak Monoton
Mahasantri dan rutinitas yang dijalankan tentu kadangkala terasa monoton dan membosankan. Jangan sampai karena hal tersebut membuat kita tidak produktif. Perlu adanya kreativitas dan inovasi kegiatan agar tidak monoton. Buatlah jadwal untuk membaca buku, jalan-jalan pagi, atau sekadar refreshing di taman. Membaca buku merupakan salah satu aktivitas produktif yang sangat bermanfaat bagi kalangan mahasantri. Padatnya rutinitas juga perlu diberi jeda istirahat salah satunya dengan jalan-jalan atau refreshing. Selain itu, agar tidak monoton buatlah suasana kamar atau tempat belajar menjadi nyaman. Rawat dan ciptakan suasana kamar yang bersih dan wangi.
Produktivitas adalah sesutu yang sangat bisa untuk diupayakan. Seperti apa manajemen diri kita itu kita sendiri yang tentukan. Ingin terus bermalas-malasan atau mulai mengambil langkah perubahan. Perlu tekad yang kuat, kedisiplinan, dan kesungguhan hati untuk memulai kebiasaan yang baik. Mahasatri dengan kewajiban kuliah dan ngaji harus mampu menjalankan keduanya dengan baik. Hidup hanya sekali, jangan sampai waktu sia-sia tanpa arti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H