Mohon tunggu...
Ummi Syahda Daris
Ummi Syahda Daris Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Magister Ilmu Pangan, IPB University

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Air Hangat Lebih Sehat daripada Air Dingin, Benarkah?

6 Juni 2024   21:21 Diperbarui: 6 Juni 2024   21:41 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 5 Mekanisme motilin meningkatkan sekresi asam lambung (Goswami et al. 2015)

Selaras dengan penelitian Goswami et al. (2015), motilin dapat meningkatkan sekresi asam lambung sehingga meningkatkan penyerapan zat gizi di lambung (lihat Gambar 5). Penelitian Aisyah et al. (2022) menyebutkan bahwa konsumsi air hangat juga dapat mengurangi rasa mual dan muntah pada wanita hamil. 

Manfaat lainnya, yaitu mengurangi kram perut, meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi radang tenggorokan, meredakan konstipasi (Baride et al. 2020).

Metabolisme Air Dingin dalam Tubuh

Tubuh manusia memiliki cara yang menakjubkan dalam merespon air dingin. Sebuah studi oleh Kubota et al. (2022) mengungkap bahwa saat kita meneguk air dingin, reseptor sensorik di mulut dan tenggorokan merespons suhu rendah tersebut, memicu serangkaian respons fisiologis yang kompleks. 

Sistem saraf simpatik, yang mengatur respon "fight or flight", teraktivasi, melepaskan neurotransmitter seperti norepinefrin yang memicu vasokonstriksi pembuluh darah dan pelepasan hormon antidiuretik (ADH) untuk meningkatkan volume darah. Selain itu, penyesuaian barorefleks terjadi, yang mungkin meningkatkan tekanan darah untuk mengatasi penurunan suhu tubuh akibat minum air dingin.

Sebuah penelitian lain oleh Naito dan Ogaki (2015) menemukan bahwa konsumsi air dingin sebelum dan selama latihan dapat menurunkan suhu inti tubuh, memperlambat peningkatan suhu tubuh selama latihan, dan memperpanjang durasi latihan. Hal ini disebabkan oleh penyerapan air dingin oleh darah dan distribusi darah yang lebih dingin ke seluruh tubuh, yang kemudian mendapat tanggapan dari sistem saraf pusat untuk mengoptimalkan pendinginan.

Studi terbaru oleh Scott dan Fuller (2024) menyoroti bagaimana minum air dingin dapat memengaruhi metabolisme dan jaringan adiposa. Mereka menemukan bahwa minum air dingin meningkatkan pengeluaran energi melalui "efek termogenik air", yang menghasilkan pembakaran kalori tambahan dan aktivasi jaringan adiposa coklat (BAT) yang bertanggung jawab atas termogenesis. Hal ini menunjukkan potensi minum air dingin dalam mengatur berat badan dan metabolisme.

Dengan demikian, minum air dingin bukan hanya sekadar memuaskan dahaga, tetapi juga memicu respons fisiologis yang kompleks dalam tubuh manusia. Dari peningkatan tekanan darah hingga efeknya pada metabolisme dan berat badan, minum air dingin telah menjadi subjek penelitian yang menarik dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana tubuh kita beradaptasi dengan lingkungannya.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Keberadaan air dalam tubuh memegang peranan penting. Hal ini terlihat adanya mekanisme homeostasis yang berjalan, baik itu pada kondisi berlebih maupun kekurangan air. 

Pada kondisi normal dan tubuh yang sehat dianjurkan untuk mengonsumsi air hangat karena lebih menyehatkan dibandingkan air dingin. Akan tetapi, pada kondisi-kondisi tertentu, konsumsi air dingin juga dapat memberikan manfaat kesehatan yang baik bagi tubuh. Dengan demikian, pilihan untuk meminum air hangat ataupun dingin harus disesuaikan dengan kondisi tubuh kita saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun