Mohon tunggu...
Ummi Syahda Daris
Ummi Syahda Daris Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Magister Ilmu Pangan, IPB University

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Air Hangat Lebih Sehat daripada Air Dingin, Benarkah?

6 Juni 2024   21:21 Diperbarui: 6 Juni 2024   21:41 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4 Suhu ideal untuk konsumsi air hangat (Svalbardi 2023)

Dehidrasi menyebabkan osmolaritas darah meningkat yang dapat melepaskan hormon antidiuretic hormones (ADH) sehingga hypothalamic osmoreseptor terstimulasi untuk memicu rasa haus. 

Jika kebutuhan air cukup, maka sekresi ADH menurun, sel tubulus membuang aquaporin dari membran plasma di vesicle storage sitoplasma. Saluran tubulus di membran sel kemudian menjadi kurang permeabel terhadap air, sehingga dihasilkan urin yang lebih banyak dan encer (Saladin 2015).

Metabolisme Air Hangat dalam Tubuh

Gambar 4 Suhu ideal untuk konsumsi air hangat (Svalbardi 2023)
Gambar 4 Suhu ideal untuk konsumsi air hangat (Svalbardi 2023)

Konsumsi air hangat sebagai rutinitas dapat memberi manfaat untuk tubuh. Pada penelitian Wang et al. (2019) menunjukkan bahwa konsumsi air hangat mempengaruhi kinerja pertumbuhan dan mengoptimalkan mikrobiota usus, sehingga dapat meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek (SCFA), terutama asam asetat, asam propionat, dan asam butirat, yang berperan sebagai antiinflamasi, penyembuhan luka, dan motilitas pencernaan (Tremaroli dan Backhed 2012). 

Konsumsi air hangat dapat meningkatkan aktivitas antiinflamasi melalui reseptor glukokortikoid dan ekspresi reseptor alfa hormon glukokortikoid  (GRα) dalam jaringan jejunum dibandingkan konsumsi air dingin. 

Selain itu, juga meningkatkan ekspresi gen pIgR2 yang berhubungan dengan imunitas bawaan dan adaptif yang meningkatkan responnya terhadap infeksi bakteri dan virus (Wang et al. 2019).

Kesehatan usus berkaitan erat dengan kekayaan dan keberagaman mikrobiota dalam usus (Wang et al. 2016). Konsumsi air hangat dapat meningkatkan jumlah mikroba Fusicatenibacter, Coprococcus_1, Coprococcus_3, Ruminococcaceae_UCG-009, dan Coprococcus spp. yang dapat menurunkan risiko proinflamasi oleh gen IL-1β dan TGF1β (Wang et al. 2019).

Gambar 5 Mekanisme motilin meningkatkan sekresi asam lambung (Goswami et al. 2015)
Gambar 5 Mekanisme motilin meningkatkan sekresi asam lambung (Goswami et al. 2015)

Berdasarkan penelitian Fujihira et al. (2020), menunjukkan konsumsi air hangat (60℃) sebelum makan berat dapat meningkatkan energy intake yang berkorelasi dengan meningkatnya frekuensi kontraksi lambung. Peningkatan kontraksi ini dikarenakan adanya perubahan hormon usus, termasuk motilin yang merangsang proximal stomach tone dan meningkatkan rasa kenyang. 

Sebaliknya, konsumsi air dingin justru dapat memperlambat kontraksi lambung dan menurunkan energy intake (Tack et al. 2016). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun