Tadarus ini memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kecerdasan emosional dan spiritual siswa. Dalam sebuah penelitian oleh Ahmad (2019), ditemukan bahwa pembiasaan tadarus secara rutin dapat menumbuhkan rasa kedamaian dalam diri siswa, yang berpengaruh pada peningkatan konsentrasi belajar dan hubungan sosial yang harmonis. Melalui tadarus, siswa juga diajarkan untuk meluangkan waktu setiap hari untuk merenungkan dan menyimak ayat-ayat Allah, yang akan semakin memperdalam pemahaman mereka tentang agama.
- Penerapan Metode Tahsin dan Tahfidz
Madrasah dapat menyediakan waktu khusus untuk memperbaiki bacaan (tahsin) dan menghafal (tahfidz) Al-Qur'an. Abdul Rahman Hamid dalam bukunya Metode Pembelajaran Al-Qur'an menjelaskan pentingnya pendekatan yang sistematis dalam tahsin, seperti melalui praktik berulang dan umpan balik dari guru untuk memastikan bacaan siswa benar dan tartil.
Program tahfiz yang ada di MA Al Fatah Palembang merupakan salah satu komponen utama dalam membentuk generasi Qur'ani. Selain menghafal, siswa juga dilatih untuk memahami konteks dan tafsir ayat yang mereka hafal. Program ini tidak hanya mengutamakan kuantitas hafalan, tetapi juga kualitas pemahaman terhadap makna yang terkandung dalam setiap ayat yang dibaca.
- Integrasi Tadarus dan Tahfiz dalam Pendidikan Karakter
Kedua program ini, tadarus dan tahfiz, saling melengkapi dalam upaya membangun karakter siswa. Pendidikan karakter di MA Al Fatah Palembang berfokus pada integrasi antara ilmu agama dengan pembentukan moral yang kuat. Hal ini juga memperkuat konsep ikhlas atau ketulusan hati dalam beribadah dan beramal, yang menjadi landasan bagi setiap tindakan siswa.
Salah satu manfaat nyata dari integrasi ini adalah siswa yang terbiasa menghafal Al-Qur'an cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi, serta kemampuan untuk mengambil keputusan dengan lebih bijaksana. Mereka tidak hanya mengandalkan pengetahuan duniawi, tetapi juga petunjuk dari Al-Qur'an dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup.
- Integrasi Nilai Al-Qur'an dalam Pelajaran
Guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai Al-Qur'an dalam setiap mata pelajaran. Misalnya, dalam pelajaran bahasa Indonesia, siswa dapat diajak menulis cerita inspiratif berdasarkan kisah-kisah dalam Al-Qur'an. Dalam pelajaran sains, guru dapat menjelaskan fenomena alam yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Sementara itu, Jalaluddin Suyuthi dalam Asbabun Nuzul menekankan bahwa memahami konteks turunnya ayat dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam bagi siswa tentang penerapan nilai-nilai Al-Qur'an.
Pengaruh Positif terhadap Karakter Siswa
Pembiasaan membaca dan menghafal Al-Qur'an di MA Al Fatah memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan karakter siswa. Kebiasaan ini tidak hanya memperdalam pengetahuan agama tetapi juga mengajarkan mereka untuk hidup dengan penuh tanggung jawab, kedisiplinan, dan rasa saling menghormati.
Berdasarkan penelitian oleh Mukti (2018), siswa yang terlibat dalam kegiatan tadarus dan tahfiz memiliki tingkat kejujuran dan kedisiplinan yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang tidak mengikuti kegiatan serupa. Ini menunjukkan bahwa pembiasaan yang baik dalam pendidikan agama dapat mempengaruhi karakter mereka secara menyeluruh.
Kesimpulan
Pembiasaan membaca Al-Qur'an setiap hari melalui tadarus dan tahfiz di MA Al Fatah Palembang menjadi model pendidikan karakter yang sangat efektif. Selain memperkaya pengetahuan agama, kegiatan ini juga membentuk siswa menjadi pribadi yang disiplin, tanggung jawab, dan memiliki akhlak yang baik. Dengan pembiasaan ini, MA Al Fatah Palembang tidak hanya mencetak siswa yang cerdas secara intelektual, tetapi juga membentuk generasi Qur'ani yang siap menghadapi tantangan zaman dengan bijaksana.