Gen Z atau generasi Z merupakan generasi yang lahir mulai tahun 1996 sampai 2012. Tentu ada perbedaan yang signifikan dengan generasi sebelumnya, seperti Milenial. Gen Z sering kali di tandai dengan kemajuan teknologi seperti smartphone. Saat ini, tidak hanya orang dewasa yang dapat merasakan kecanggihan dari smartphone.Â
Namun, anak muda turut menjadi penikmat dari adanya smartphone dengan berbagai fitur yang ada didalamnya. Sehingga memunculkan berbagai kebiasaan positif dan negatif dari adanya smartphone.Â
Seperti halnya, fenomena phubbing di Era Gen Z. Phubbing atau phone dan snubbing adalah perilaku memperhatikan smartphone secara berlebihan ketika sedang berkomunikasi dengan orang lain. Dapat juga di maknai dengan upaya seseorang untuk menghindari komunikasi dengan lawan bicara. Phubbing adalah konsep untuk mengindikasikan seseorang yang tidak menghargai orang lain, sehingga dapat berakibat pada rusaknya hubungan sosial.
Smartphone adalah telepon pintar yang memiliki kapasitas layaknya komputer. Fitur yang ada di smartphone tidak lagi sebatas untuk melakukan panggilan telepon, tetapi dengan koneksi internet, smartphone dapat membuat seseorang merasa seolah-olah sedang menggenggam dunia.Â
Saat menggunakan smartphone, seseorang dapat berkomunikasi jarak jauh, baik dengan mengobrol (chatting), video call, atau bermain game online. Dua Individu yang tinggal berjauhan juga lebih mudah bertatap muka hanya dengan menggunakan layanan video call. Sangat disayangkan, kemudahan yang telah disuguhkan, tidak mampu untuk menangani kemungkinan dari konsekuensi negatif seperti halnya perilaku phubbing.Â
Phubber adalah sebutan bagi orang yang berperilaku phubbing yang memanfaatkan smartphone untuk menghindari keheningan atau kesulitan ketika di keramaian yang biasa disebut dengan keheningan yang canggung. Suasana seperti itu biasanya di dalam lift, saat bepergian sendiri di dalam bus, atau saat bosan disebuah acara atau pesta.Â
Namun dalam kasus ini, phubbing yang menjadi keresahan tersendiri yaitu ketika dua orang sedang serius dalam suatu pembicaraan tertentu, dan seorang tersebut melakukan perilaku phubbing tidak pada situasi dan kondisi yang tepat. Sama halnya ketika saat dikelas, saat guru sedang menjelaskan sesuatu dikelas, tak jarang anak-anak memainkan smartphone yang seharusnya tidak digunakan saat pembelajaran berlangsung. Sehingga dampak negatif pun tidak dapat terhindarkan seperti, seseorang cenderung lupa waktu dan mengabaikan hal-hal mendasar saat mengakses internet terlalu lama.
Contoh lain dari perilaku phubbing, saat di desak untuk berkomunikasi, seseorang dengan perilaku phubbing berpura-pura memperhatikan, sementara pandangannya menyebar pada dua hal yaitu lawan bicara dan smartphone. Dimana sebetulnya ia masih terkunci pada smartphone yang ada ditelapak tangannya. Phubbing dapat merusak hubungan sosial seseorang jika dilakukan secara terus-menerus.Â
Dalam hal ini, seseorang yang menghabiskan banyak waktu di internet memiliki sedikit waktu untuk berhubungan dengan orang lain secara langsung. Gen Z sebagai generasi yang dekat dengan kemajuan teknologi smartphone, sehingga rentan terhadap perilaku phubbing. Menimbulkan keresahan tersendiri bagi sebagian orang atas perilaku phubbing.Â
Sehingga memerlukan solusi untuk penyeimbang antara dunia maya dan juga dunia nyata. Perlunya peran orang tua, guru dan masyarakat sebagai penyeimbang bagi anak muda untuk dapat mengatur dan membawa diri untuk tetap menjaga komunikasi atau hubungan sosial.
Sehingga dalam hal ini, kemajuan teknologi (smartphone) diciptakan untuk mempermudah seseorang berkomunikasi dengan orang lain, bukan menjadi penghambat atau malah memutuskan hubungan komunikasi di kehidupan nyata antar manusia, tetapi semakin membawa hal-hal baru yang dapat saling dikomunisikan dan bertukar pikiran, sehingga terbentuknya hubungan komunikasi sosial yang semakin erat antara individu satu dengan individu lainnya.