Jepara (25/07/2021) – Peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan pada awal bulan Juli 2021, yaitu sejak diumumkannya kemunculan varian baru Virus Covid-19 (varian Delta).Â
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dalam menekan angka positif Covid-19 diantaranya adalah ditetapkannya berbagai kebijakan dengan macam istilah yang menimbulkan kontroversi, mulai dari PSBB (Pembatasan sosial Berskala Besar), PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan) mikro, PPKM makro, PPKM level 1,2,3,4 hingga banyak dijadikan bahan lelucon bagi sebagian masyarakat akibat dari inkonsisten istilah-istilah yang digunakan.Â
Terlepas dari berbagai macam kontroversinya, baik pemerintah, masyarakat dan seluruh stakeholder harus serius bekerja sama dalam mencegah penyebaran Virus Covid-19.Â
Hal itulah yang menjadi salah satu tema Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro Tim II Tahun 2021 yaitu KKN pulang kampung dengan fokus pemberdayaan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Hal inilah yang menjadi fokus program kerja KKN dalam upaya membantu mencegah penyebaran Virus Covid-19 di daerah masing-masing, termasuk pula yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Undip yang berdomisili di Desa Margoyoso, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara. Terlebih, Desa Margoyoso memiliki tingkat jumlah warga yang positif Covid-19 cukup tinggi, dimana menurut data Covid-19 Kabupaten Jepara, per tanggal 23 Juli 2021 Desa Margoyoso menempati urutan pertama di Kecamatan Kalinyamatan dalam jumlah positif Covid-19 dan kasus meninggal. Terdapat sebanyak 115 kasus positif Covid-19 dan banyak pula yang tanpa gejala (OTG).Â
Maka dari itu, Ummi Hani Mahasiswa KKN Universitas Dipoegoro TIM II Tahun 2021 berupaya memberikan edukasi terkait dengan pencegahan penyebaran Virus Covid-19 yang kian mengganas.Â
Salah satunya yaitu dengan mengusung program kerja KKN mengenai edukasi gerakan 5M (Memakai masker, mencuci tangan menggunkan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas dengan tetap berada di rumah).Â
Gerakan 5M ini sebagai sebuah langkah pencegahan yang harus tertib diterapkan oleh semua orang, baik anak-anak hingga orang dewasa.
Banyak dari warga Desa Margoyoso yang menjadi orang tanpa gejala (OTG) maupun memilih untuk isolasi mandiri di rumah karena keterbatasan ruang perawatan di rumah sakit dan beredar hoax mengenai penanganan rumah sakit yang buruk dalam menangani pasien positif Covid-19.Â
Edukasi mengenai tata cara isolasi mandiri di rumah yang benar seperti selalu memakai masker walaupun di dalam rumah, selalu menerapkan pola hidup sehat dan bersih, makan makanan yang bergizi, olah raga ringan, melakukan jemur di bawah sinar matahari pagi minimal 15 menit, menggunakan ruang dan peralatan terpisah dengan anggota keluarga lainnya, melakukan pengecekan kondisi tubuh secara rutin (jika demam, batuk, pilek, sesak napas semakin memburuk segera hubungi penyedia fasilitas kesehatan) dsb.Â
Program edukasi ini dilakukan baik secara online/ daring, door to door, dan menyasar kerumunan warga yang tidak taat protokol kesehatan di Desa Margoyoso, seperti kerumunan ibu-ibu di warung, kerumunan bapak-bapak maupun anak muda yang abai terhadap penyebaran Virus Covid-19. Sarana yang digunakan dalam program ini yaitu dengan media poster dan penggunaan media sosial.Â