Hipertensi merupakan penyakit kronis yang membutuhkan manajamen perawatan dalam jangka panjang. Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi. Perawatan jangka panjang dan risiko komplikasi dapat mempengaruhi keluarga yang merawat, salah satunya adalah kecemasan keluarga dapat mengakibatkan tidak optimalnya perawatan pada penderita hipertensi sehingga akan berpengaruh pada tekanan darahnya. Keluarga sebagai pemberi perawatan dan dukungan akan ikut merasakan kecemasan dan kekhawatiran karena proses penyembuhan hipertensi yang lama, yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya komplikasi kesehatan pada penderita hipertensi. Oleh karena itu keluarga perlu menghindari kecemasan agar dapat merawat dan memberi dukungan anggota keluarga yang menderita hipertensi. Upaya untuk mengatasi kecemasan keluarga yang merawat penderita hipertensi dapat dilakukan berbagai upaya salah satunya dengan terapi relaksasi otot progresif. Terapi relaksasi ini hanya membantu untuk menimbulkan rasa nyaman atau relaks.
Penerapan terapi cara mengontrol kecemasan salah  satunya  dengan  teknik  relaksasi  otot  progresif, dimana  ini   memusatkan  pikiran  pada  nafas  dalam dan  peregangan  otot.  Prosedur  ini  berfokus  untuk meregangkan  ketegangan  otot  dengan  memusatkan pada   pernapasan   yang   dikombinasikan   dengan gerakan-gerakan yang mengencangkan dan melemaskan  otot  pada  satu  bagian  tubuh  untuk memberikan  perasaan  relaksasi.  Pada  saat  tubuh berespon  rileks  karena  terapi  relaksasi  progresif secara otomatis akan  terjadi perubahan rentang stres (Raziansyah & Sayuti, 2022). Relaksasi otot progresif dapat dilakukan dengan cara menegangkan dan melemaskan otot skeletal sehingga otot menjadi relaks dan mengurangi tingkat  stres serta pengobatan untuk  menurunkan tekanan darah pada  penderita hipertensi (Margiyati & Setiawan, 2023).