Sekarang memang bukanlah tanggal 10, bukan pula bulan November tetapi semangatnya patut untuk terus ada dalam setiap nafas, semangat perjuangan demi bangsa dan tanah air sebagai modal mengawali tahun baru 2018.
Suatu hari yang telah lama berlalu, seorang sahabat bertanya, "Kau tau kenapa Rasulullah saw meninggal?" Beberapa dari kami menjawab: karena sakit, karena Allah swt menetapkan kematiannya, karena nabi Muhammad saw manusia biasa yang juga akan menemui ajal. Sahabat kami yang bertanya itu  kemudian memberikan jawaban dari pertanyaanya,"Nabi Muhammad saw wafat itu karena tuganya sudah selesai, Islam sudah menang, sempurna dan paripurna.
MasyaAllah, seperti itulah kepahlawanan.
Pahlawan, konon dari kata pahala, mendapat akhiran wan yang berarti orang. Maka terjemah bebasnya pahlawan adalah orang yang banyak pahalanya, orang yang hidupnya penuh pahala, atau orang yang banyak menulis kebaikan sehingga hidup dan matinya adalah catatan pahala.
Indonesia adalah negeri yang "subur" karena disiram bersimbah darah para pahlawan. Pahlwan yang berjuang menghapuskan penjajahan di negri ini.
Derita Penjajahan
Penjajah itu, terlanjur terlalu rakus dan keenakan di bumi pertiwi. Berawal dari kongsi dagang, mereka sedikit demi sedikit merampas hak-hak rakyat yang tak berdaya. Membeli hasil panen dengan harga semaunya, memaksa untuk menanam komoditas yang penjajah kehendaki. Sampai tamak itu menjadikan mereka manusia tak berhati. Mereka memberlakukan kerja paksa semaunya. Hingga banyak rakyat mati kelelahan, kelaparan. Apakah sebatas itu? Tidak!
Penjajahan menjadikan rakyat bodoh dan menderita.
Perjuangan para Pahlawan
Dan pahlawan-pahlwan itu, mereka pemberani yang menghargai kehidupan yang telah dikaruniakan Allah swt. Berjuang melawan penjajahan. Mereka mencintai rakyat jelata yang tertindas, ikut merasakan penderitaan itu, dan berjuang untuk menghapuskan segala bentuk penjajahan.
Kedatangan tentara sekutu