Mohon tunggu...
Ummi Saikha
Ummi Saikha Mohon Tunggu... Guru - guru SD

Nama saya Ummi Saikha, saya guru kelas SD , saat ini saya sedang mengikuti pendidikan guru penggerak angkatan 5 Kabupaten Bangka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Pemimpin Impian di Masa depan yang Tangguh

26 Oktober 2022   10:36 Diperbarui: 26 Oktober 2022   10:39 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid. Nilai mandiri berarti seorang Guru Penggerak senantiasa mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya serta mampu mendorong dirinya sendiri untuk bergerak melakukan inovasi dan perubahan. Reflektif berarti senantiasa mampu untuk memaknai setiap pengalaman yang ia temui. Setiap pengalaman yang ia miliki dapat ia amalkan dalam kehidupannya sehari-hari. 

Kolaboratif berarti Guru Penggerak senantiasa membangun hubungan kerja yang positif terhadap rekanan dan pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Inovatif berarti senang memberikan ide-ide baru yang membangun dan bervariasi. Seorang Guru Penggerak dituntut mampu untuk menemukan solusi tepat guna untuk menyelasaikan masalah yang timbul, bersikap terbuka terhadap masukan dan gagasan orang lain untuk mencapai solusi yang solid untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi. 

Berpihak pada murid berarti Guru Penggerak senantiasa mengutamakan kepentingan dan kebutuhan perkembangan peserta didik sebagai dasar bertindak utama. Apa yang kita siapkan adalah untuk mendukung kebutuhan dan keadaan peserta didik.

Keterkaitan pengambilan keputusan dengan kegiatan coaching yang diberikan oleh panitia, fasilitator, dan pendamping sangat efektif. Mempelajari materi coaching dapat membuat saya memahami tentang komunikasi yang memberdayakan, mindfulness dan model TIRTA. Memiliki kemampuan coaching artinya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi baik bagi murid maupun rekan sejawat. Sehingga coachee dapat memberdayakan diri dan potensinya untuk mengambil suatu keputusan ketika dihadapkan dalam kasus dilema dan bujukan moral. Pengambilan keputusan harus dilandasi berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu 'menuntun' tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Oleh sebab itu keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. 

Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya. Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika. 

KSE sangat membantu guru maupun murid dalam merespon kondisinya sendiri secara lebih tepat. Menghadapi kasus dilemma etika dan bujukan moral tentunya harus menerapkan kesadaran penuh (Mindfulness) sehingga pengambilan keputusan nantinya tidak bertentangan dengan nilai -- nilai yang ada pada dirinya.

Tentunya pengambilan keputusan yang tepat itu mewakili semua keinginan dan harapan warga sekolah agar terciptanya lingkungan yang kondusif aman dan nyaman , keputusan yang mementingkan kepentingan orang banyak diatas kepentingan pribadi. Apabila belum terpenuhi harapan semua pihak, seperti pemahaman saya saat elaborasi pemahaman bersama instruktur Aditya Dharma, bahwa jika belum bisa memenuhi harapan dan keinginan semua orang , maka keputusan sebagai seorang pemimpin tetap harus diambil . 

Karena kita tidak bisa menyenangkan hati semua pihak yang berkepentingan, seorang pemimpin tentunya tetap harus mengambil keputusan yang bertanggung jawab, maka tidak boleh pemimpin plin plan mengikuti arus ke kiri dan ke kanan tanpa mengambil keputusan yang tegas. Sebagai pengambil keputusan di sekolah tentunya ada pro dan kontra , namun keputusan harus tetap diambil baik suka maupun tidak. Perubahan paradigma di lingkungan sekolah saya ke arah yang lebih baik.

Tahapan Merdeka dari modul program guru penggerak ini saling berkoneksi dan bersinambungan satu dengan yang lainnya. Sebagai seorang pemimpin yang berpihak kepada murid tentunya dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional maka pembelajaran menjadi lebih menyenangkan untuk potensi murid kita yang berbeda beda. 

Seperti ukuran baju anak murid kita ada yang ukurannya S, M, L, XL, sama halnya dengan potensi anak didik kita dengan gaya belajar yang berbeda pula ada yang kinestetik, audio ,dan visual. Harapannya tidak ada lagi murid yang merasa dikucilkan ketika dia berada di kelas sehingga peran pemimpin sangatlah penting dalam mengayomi rekan sejawat dalam memenuhi kebutuhan murid sesuai dengan kodrat murid dan kodrat zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun