Generasi Z yang terbiasa dengan teknologi sejak dini dapat multitasking (melakukan berbagai aktifitas dalam satu waktu yang bersamaan), seperti membaca, berbicara, menonton, dan mendengarkan musik secara bersamaan. Hal ini menjadi salah satu sisi positifnya, dimana generasi ini memiliki kemudahan-kemudahan dalam mengakses dan menyebarkan informasi, mencari hiburan, serta belajar melalui internet dan juga berinteraksi dengan yang lain melalui media sosial. Namun terdapat sisi negatifnya dimana mereka kurang menyaring informasi-informasi yang didapatkan sehingga memicu penyebaran informasi yang tidak benar.
Era digital membawa berbagai tantangan baru dalam kehidupan sosial, di antaranya:
1. Informasi Berlimpah, Banyaknya informasi yang tersebar di internet sering kali membuat sulit membedakan mana yang valid dan mana yang tidak. Dalam konteks keislaman, ini termasuk munculnya penafsiran-penafsiran yang tidak memiliki dasar ilmiah atau dipelintir dari ajaran yang sebenarnya.
2. Perubahan Nilai Sosial, Nilai-nilai tradisional yang dianut oleh masyarakat sering kali tergeser oleh nilai-nilai baru yang dibawa oleh budaya global melalui internet dan media sosial.
3. Kompleksitas Hubungan Sosial, Media sosial memfasilitasi interaksi antarindividu dari berbagai latar belakang budaya dan agama, yang sering kali memunculkan konflik, salah paham, atau perdebatan yang tidak sehat.
Menjawab tantangan tersebut, studi islam memiliki peran yang signifikan dalam mengatasi masalah dari dampak era digital terhadap kehidupan sosial. Berikut beberapa contoh implementasi metodologi studi Islam yang efektif::
1. Panduan dalam Menyikapi Informasi
Metodologi studi Islam membantu umat Muslim memilah informasi yang beredar di media sosial atau internet dengan menggunakan pendekatan kritis terhadap sumber-sumber informasi. Umat diajarkan untuk merujuk pada otoritas ulama atau ahli dalam bidang agama dan tidak sembarangan mempercayai informasi yang tidak jelas asal-usulnya. Ini sejalan dengan prinsip tabayyun dalam Islam, yaitu verifikasi dan kehati-hatian dalam menerima informasi.
2. Membangun Etika Sosial yang Islami di Dunia Maya
Metodologi studi Islam berperan dalam membentuk etika Islami yang relevan dalam interaksi di dunia digital, seperti etika dalam berkomentar, berbagi informasi, dan berinteraksi di media sosial. Islam menekankan akhlak yang baik, seperti kesantunan, kejujuran, dan menghindari fitnah, yang semua ini harus diterapkan dalam komunikasi di dunia maya.
3. Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Sosial